FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SUPLEMEN MAKANAN PADA PELAJAR SMU 79 KELAS I DAN II JAKARTA TAHUN 2009
Main Author: | Rhamdani |
---|---|
Other Authors: | Raihana Nadra Alkaff Skm, Mma |
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
|
Online Access: |
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/2994 |
Daftar Isi:
- xvii, 113 hal.; 23 cm
- Remaja adalah SDM yang paling potensial dalam sebuah Negara karena remaja merrupakan generasi penerus dan penentu masa depan bangsa. Remaja dalam bahasa latin Aldolerce berarti “tumbuh”atau tumbuh menjadi dewasa, dimana pada masa remaja pertumbuhan fisik berjalan sangat pesat (growth spurt). Di masa depan, remaja dapat menjadi SDM yang berkualitas jika sejak dini terpenuhi kebutuhan gizinya. Untuk memenuhi kebutuhan gizin remaja ini tidaklah mudah mengingat remaja merupakan golongan rawan gizi. Remaja saat ini gemar mengkonsumsi makanan siap saji yang cenderung tidak seimbang kadar gizinya, terutama zat gizi mikro(vitamin dan mineral). Terbentuknya konsep berupa Body Image pada remaja, juga menyebabkan kebanyakan remaja kekurangan asupan makanan karena melakukan diit yang salah. Kebiasaan makan yang buruk ini menjadikan suplemen makanan sering digunakan untuk meningkatkan kualitas diit remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi jenis kelamin remaja,pengetahuan gizi remaja, aktivitas olahraga remaja, body image remaja, pendidikan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, konsumsi suplemen orang tua, dan hubungannya dengan konsumsi suplemen remaja. Desain yang digunakan adalah Cross Sectional. Sampel diambil dari populasi murid kelas I dan II yang berjumlah 450 orang. Kemudian sampel diambil dengan menggunakan rumus beda proporsi dua sisi dari Ariawan, dan memperoleh hasil sebanyak 176 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument kuesioner. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer. Kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan 75% responden mengkonsumsi suplemen. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi, aktivitas olahraga, konsumsi suplemen orang tua dengan konsumsi suplemen remaja. Sedangkan hasil analisis antara jenis kelamin, pengetahuan gizi, kebiasaan makan menu seimbang, Body image, pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua tidak menunjukkan adanya hubungan dengan konsumsi suplemen remaja. Berdasarkan hasil Penelitian tersebut maka, responden harus membiasakan mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang setiap hari guna menunjang pertumbuhan. Jika memang memerlukan suplemen, diharapkan agar lebih bijaksana dalam memilih suplemen dengan memperhatikan kandungan, kegunaan, ketentuan pemakaian serta kemasan dan tanggal kadaluarsa suplemen yang akan dikonsumsi.