Identitas etnis dalam pemilihan Kepala Daerah (studi pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012)

Main Author: Fikri Adrian
Other Authors: M. Zaki Mubarak
Format: Bachelors
Bahasa: in
Subjects:
Online Access: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/24246
Daftar Isi:
  • Kepulauan Indonesia yang terdiri dari beragam etnis dan agama ini, sungguh merupakan suatu kekayaan tersendiri. Keanekaragaman budaya menghasilkan berbagai hasil budaya tingkat tinggi, seperti tarian, nyanyian, bangunan bersejarah, dan ciri khas budaya lainnya. Keanekaragaman itu menghasilkan sebuah identitas tersendiri bagi masyarakat dan wilayah. Dengan adanya identitas, pertalian dan kedekatan seseorang bisa bertambah, atau malah sebaliknya. Identitas bisa muncul melalui kesamaan etnis, ideologi, atau agama. Dalam percaturan politik di negeri ini, masalah identitas kerap dijadikan salah satu cara untuk menjelekkan atau menjatuhkan, lawan politiknya. Otonomi daerah telah memberi tempat yang seluas - luasnya kepada etnis tertentu untuk menunjukkan identitas politiknya. Identitas politik etnis dibangun oleh elite dalam melakukan tindakan-tindakan yang terkait pada kepentingan wilayah etnis. Sebagian elite memandang etnisitas sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan, persaingan untuk memperoleh sumberdaya,menciptakan solidaritas dan kebersamaan,mengukuhkan dan memperkuat identitas,serta membedakan dengan kelompok etnik yang lain. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dan analisis melalui buku dan literatur lainnya. Studi ini menggambarkan partisipasi etnis dan preferensi pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Identitas yang dikonstruksi oleh elite sangat jelas bertujuan untuk menjaga dan mengamankan kehormatan etnik, dalam hal ini etnik dijadikan sebagai sumber identitas masyarakat, khususnya pada etnis Jawa, Betawi dan Tionghoa. Studi ini memberikan pemahaman tentang perilaku elite yang mengatasnamakan etnis untuk mendapatkan kembali identitas yang dianggap terkubur. Etnisitas kenyataannya digunakan untuk kepentingan politik dan etnik, karena keduanya merupakan legitimasi untuk memperoleh identitas. Inti dari persepektif di atas menyebutkan bahwa identitas etnis adalah sesuatu yang muncul tidak secara alamiah, karena keberadaannya merupakan sumber politik sekaligus sebagai instrumen artikulasi politik demi kepentingan individu dan kelompoknya. Politik identitas adalah tindakan politis untuk mengedepankan kepentingan-kepentingan dari anggota-anggota suatu kelompok karena memiliki kesamaan identitas atau karakteristik, baik berbasiskan pada ras, etnisitas, jender, atau keagamaan.. Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori etnisitas dan politik identitas. Dari hasil analisa menggunakan kedua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa para elit politik dan calon kepala daerah, seolah sengaja memelihara atau memainkan politik identitas itu, untuk kepentingan politik dan hegemoni kekuasaan. Seperti kita lihat dalam realitas politik di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu. Masalah identitas selalu muncul dalam setiap Pilkada. Dengan identitas tertentu, calon kandidat bisa melakukan posisi tawar, ini menunjukkan faktor etnis dan agama cukup signifikan untuk mendapatkan dukungan dan mempengaruhi pilihan masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2012.
  • M. Zaki Mubarak