Kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia: kajian sejarah perjalanan KAMMI sebagai gerakan Mahasiswa Masa Reforrmasi

Main Author: Arief Pandu Wijonorko
Other Authors: Abdul Wahid Hassyim
Format: Bachelors
Terbitan: Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Adab Dan Humaniora, 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21317
Daftar Isi:
  • 90 hal.; 28 cm.
  • Di masa-masa sebelum terjadinya reformasi di Indonesia pernah terjadi dan diwarnai dengan pasang surut gerakan dan siklusnya yang berbeda-beda, gerakan politik mahasiswa yang ada pada tahun 1974 adalah yang puncak gerakan protesnya terkenal dengan tragedi Malapetaka Lima belas Januari (Malari). Yaitu menentang kedatangan Perdana Menteri Jepang, Kakuei Tanaka, ke Indonesia. Aktifitas gerakan protes juga masih dilakukan oleh mahasiswa sepanjang 1977- 1978, aktifis mahasiswa pada saat ini justru lebih berani lagi dibanding sebelumnya, yaitu menuntut mundur Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden, dan ini adalah gerakan pertama mahasiswa pada pemerintahan Soeharto yang menuntut mundur seorang Presiden. Sikap protes itu pun dijawab oleh pemerintah dengan pendudukan kampus oleh pasukan militer, hingga para tokoh mahasiswa ditangkapi dan diadili. Ada berbagai faktor yang telah mendorong mahasiswa memunculkan berbagai kelompok studi tersendiri dalam memahami keadaan sosial masyarakat, hal-hal seperti inilah yang telah memberikan peluang pada kelompok-kelompok mahasiswa Islam berasal dari kampus sekuler seperti UI, ITB, IPB, dan UGM menemukan kembali ruh ideologisnya, yakni Islam. Maka kehidupan kampus yang sarat dengan istilah BUTA PESTA (buku cinta dan pesta) menjadi BUNGA DAKWAH (buku ngaji dan dakwah) yang bermula dari lingkar kajian yang khas mereka miliki yang biasa disebut Usrah. Perkembangan ideologisasi inilah yang mendorong mahasiswa untuk memprotes kebijakan pemerintah yang melegalisasi perjudian atas nama Sumbangan Dana Sosial Berhadiah. Dan juga menentang pelarangan Jilbab yang terjadi di sekolah-sekolah negeri. Kelompok seperti merekalah yang mengintregasikan antara masjid dan kampus yang sebelumnya masjid hanya tempat ritual ibadah semata. Pada akhir 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi panjang yang sangat menyulitkan. Hal ini juga yang mendorong kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Lembaga-lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) untuk membincangkan masalah krisis di Indonesia, untuk turun menyuarakan suara masyarakat. Perbincangan itu pun tidak menemui keputusan sehingga pembahasan dilanjutkan di luar forum setelah FSLDKN selesai lalu membuat muktamar dan terbentuklah KAMMI sebagai komite aksi para aktifis dakwah kampus.