Adaptation strategy of Toalean lithic artefact technology at Leang Jarie and Cappalombo 1, South Sulawesi
Main Authors: | Suryatman, nfn., Fakhri, nfn., Hakim, Budianto, Hasanuddin, nfn., Nur, Muhammad, Muda, Khadijah Thahir, Isbahuddin, nfn., Harris, Afdalah, Anshari, Khairun |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Balai Arkeologi Yogyakarta
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/982 http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/982/946 |
Daftar Isi:
- The intensified research on Toalean lithic artifacts is still lacking in comparative study of stone tool technology, which is necessary to inquire into the adaptation of different tool-making technology due to environmental factors. This paper discusses a comparative study of Toalean lithic artefacts from Leang Jarie in the Maros-Pangkep lowlands and Cappalombo 1 in the Bontocani highlands by the classification and analysis of lithic artifacts, as well as surveys and observations of raw material sources around the site. The results show an adaptation strategy to the availability of raw materials, resulted in a different trend on both sites. The low quality of chert in Bontocani has prompted stone tool manufacture in Cappalombo 1 to use various raw material and to apply bipolar techniques more frequently in reduce and retouch of the flakes. On the other hand, raw material utilization of chert in Leang Jarie is more homogenous and direct percussion technique is more frequently used.
- Penelitian artefak litik Toalean yang semakin intensif masih belum banyak melakukan perbandingan teknologi pembuatan alat batu. Studi perbandingan perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya perbedaan strategi adaptasi teknologi berdasarkan aspek lingkungan. Tulisan ini membahas studi perbandingan artefak litik Toalean dari situs Leang Jarie yang ada di dataran rendah Maros-Pangkep dan situs Cappalombo 1 di dataran tinggi Bontocani. Metode yang digunakan adalah klasifikasi dan analisis temuan artefak litik, serta survei dan observasi sumber bahan baku di sekitar situs. Hasil studi perbandingan menunjukkan adanya strategi adaptasi terhadap kondisi bahan baku dan menghasilkan tren teknologi yang berbeda di kedua situs. Kualitas chert yang kurang baik di dataran tinggi Bontocani mendorong pembuatan alat batu di Cappalombo 1 menerapkan strategi pemanfaatan bahan baku yang beragam dan lebih sering menerapkan teknik bipolar untuk mereduksi dan meretus serpih. Sebaliknya, pemanfaatan bahan baku chert di Leang Jarie cenderung homogen dan lebih sering menerapkan teknik pukul langsung.