Organisasi Kemiliteran Pada Masa Pengaruh Islam Dan Kolonial Di Jawa

Main Author: Abbas, Novida
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Balai Arkeologi Yogyakarta , 2007
Subjects:
Online Access: http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/951
http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/951/890
Daftar Isi:
  • A number of military archaeological remains, which are found in various places in Indonesia, both in the form of monumental remains such as various local and colonial forts as well as non-monumental remains such as weapons, reflect the existence of the political, social and economic constellation that underlie the founding of these remains. Chronologically, although not necessarily in a linear order, military archaeological remains in the form of colonial fortresses originated from efforts to secure economic activities by placing beachheads in strategic places before evolving naturally into hardware to demonstrate their colonial political role. Meanwhile (or vice versa), the establishment of local or non-colonial fortresses was more of a response to counterbalance the development and spread of colonial strongholds in the past which were considered to threaten the power of local kings.
  • Sejumlah tinggalan arkeologi militer, yang ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, baik berupa tinggalan monumental seperti berbagai benteng lokal maupun kolonial dan juga tinggalan non-monumental seperti persenjataan, mencerminkan adanya konstelasi politik, sosial dan ekonomi yang melatari berdirinya tinggalan tersebut. Secara kronologis, meski pun tidak harus linier urutannya, tinggalan arkeologi militer berupa benteng kolonial berawal dari upaya untuk mengamankan kegiatan ekonomi dengan menancapkan tempat-bertumpu (beachhead) di tempat-tempat yang strategis sebelum kemudian berevolusi secara alami menjadi perangkat keras untuk menunjukkan peran politik kolonialnya. Sementara itu (atau sebaliknya), pendirian tienteng-benteng lokal atau non-kolonial lebih merupakan sebuah respons untuk mengimbangi perkembangan dan penyebaran benteng-benteng kolonial di masa lalu yang dianggap mengancam kekuasaan raja-raja lokal.