Borowetan Sebuah Situs Di Wilayah Kerakaian Balitung
Main Author: | Tjahjono, Baskoro Daru |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Balai Arkeologi Yogyakarta
, 2005
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/904 http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/904/842 |
Daftar Isi:
- The Borowetan site has only been exposed in a small part, which is a brick structure on the east side. So that through this data, it is very difficult to reveal its historical background, especially when it is related to the history of the ancient Mataram kingdom. Although this site is located close to the discovery of the Kayu Ara Hiwang inscription, it is still difficult to relate it to the inscription. In the inscription, it is mentioned that there is a sacred building complex (parhyangan) that must be cared for by the villagers of Kayu Ara Hiwang. However, the sacred building is located in Pariwutan. If it is true that Pariwutan is now Pulutan Village which is in Ngombol District - as said by MM Sukarto K. Atmodjo - it means that the brick structure is not part of a sacred building as mentioned in the Kayu Ara Hiwang inscription.
- Situs Borowetan memang baru tersingkap sebagian kecil saja, yang berupa struktur bata sisi timur. Sehingga melalui data yang hanya sedikit tersebut sangat sulit untuk mengungkap latar belakang sejarahnya, khususnya apabila dikaitkan dengan sejarah kerajaan Mataram kuna. Walaupun situs ini terletak dekat dengan ditemukannya prasasti Kayu Ara Hiwang, namun masih sulit juga untuk mengkaitkannya dengan prasasti tersebut. Di dalam prasasti itu memang disebutkan adanya sebuah kompleks bangunan suci (parhyangan) yang harus dirawat oleh penduduk desa Kayu Ara Hiwang. Namun bangunan suci itu terletak di Pariwutan. Jika benar Pariwutan adalab Desa Pulutan sekarang yang berada di Kecamatan Ngombol -- seperti dikatakan oleb MM Sukarto K. Atmodjo – berarti struktur bata itu bukan bagian dari bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti Kayu Ara Hiwang.