Islam Dan Sinkretisme Di Jawa

Main Author: Masyhudi, nfn.
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Balai Arkeologi Yogyakarta , 2003
Subjects:
Online Access: http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/863
http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/863/802
Daftar Isi:
  • The strategy adopted by Islamic propagators in the northern coastal areas of Java is different from the strategy applied in several areas in the interior of Java. Their trading strategy is the dominant step, besides being carried out by education, marriage and adopting local arts with loads included with Islamic contents. However, in the following period the dominant strategy adopted by Islamic propagation figures in several hinterland areas of Java was through education with institutions such as Islamic boarding schools and tarekat organizations which were the actualization of the teachings of Sufism. However, there has been a syncretization process that focuses on the cognitive and behavioral aspects of Javanese society, as a result of the existence of two cultures (pre-Islamic and Islamic) that touch each other, then they are processed in such a way that there is no conflict. And in the end Islam was accepted by most Javanese people.
  • Strategi yang diterapkan oleh para tokoh penyebar Islam, di daerah pesisir utara Jawa berbeda dengan strategi yang diterapkan di beberapa daerah di pedalaman Jawa, yaitu strategi perdagangan merupakan langkah yang dominan, disamping juga dilakukan dengan pendidikan, perkawinan dan rnengadopsi kesenian lokal dengan dimasuki muatan-muatan Islam. Akan tetapi pada periode berikutnya setrategi yang dominan diterapkan oleh para tokoh penyebar Islam di beberapa daerah pedalaman Jawa adalah melalui pendidikan dengan lembaga-lembaga seperti pesantren dan organisasi-organisasi tarekat yang rnerupakan aktualisasi dari ajaran-ajaran tasawwuf. Meskipun demikian, telah berlangsung suatu proses sinkretisasi yang menitik beratkan pada aspek kognitif dan aspek perilaku rnasyarakat jawa, sebagai akibat adanya dua budaya (pra-Islam dan Islam) yang sating bersentuhan, kemudian diolah sedemikian rupa sehinga tidak terjadi adanya pertentangan atau konflik. Dan pada akhirnya Islam dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Jawa.