Arsitektur Bangunan Rumah Tradisional Jawa: Keberadaan Bangunan Tradisional Jawa di Kampung Kauman, Yogyakarta
Main Author: | Chawari, Muhammad |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Balai Arkeologi Yogyakarta
, 1999
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/798 http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/798/740 |
Daftar Isi:
- The existence of Kauman Village cannot be separated from the history and establishment of the Islamic Mataram Kingdom in the last period (starting from the Hamengku Buwana dynasty). In addition, Kauman is a part of the Mataram Kingdom bureaucracy. Several years after this kingdom was founded, it began to develop a place of worship (mosque). Finally, the building of this large mosque stood about 18 years after Prince Mangkubumi was inaugurated as a sultan with the title Sri Sultan Hamengkubuwana I. After this mosque was established, the kingdom then placed a royal ruler, a "penghulu". This leader is in charge of taking care of the operation of the mosque. This Penghulu occupies his house which is located north of the mosque. Later this place (home and office) was known as "pengulon". Thus pengulon this means the house and the environment where a royal ruler is located.
- Keberadaan Kampung Kauman tidak lepas dari sejarah dan berdirinya Kerajaan Mataram Islam periode terakhir (mulai dinasti Hamengku Buwana). Selain itu, Kauman merupakan salah satu bagian dari birokrasi Kerajaan Mataram tersebut. Beberapa tahun setelah kerajaan ini berdiri, mulai dipikirkan untuk membangun sebuah tempat ibadah (masjid). Akhirnya bangunan masjid besar ini berdiri kira-kira 18 tahun setelah Pangeran Mangkubumi dilantik sebagai sultan dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwana I. Setelah masjid ini berdiri, kemudian pihak kerajaan menempatkan seorang penghulu kerajaan. Penghulu ini bertugas untuk mengurusi operasional masjid. Penghulu ini menempati rumahnya yang terletak di sebelah utara masjid. Di kemudian hari tempat ini (rumah dan kantor) terkenal dengan sebutan "pengulon". Dengan demikian pengulon ini berarti rumah dan lingkungannya tempat kedudukan seorang penghulu kraton.