Perilaku Masyarakat Terhadap Benda Cagar Budaya Sangiran: Studi Kasus Di Desa Krikilan

Main Author: Soelistyanto, Bambang
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Balai Arkeologi Yogyakarta , 1995
Subjects:
Online Access: http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/654
http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/654/606
Daftar Isi:
  • Sangiran site in the world of science, especially in the issue of early human evolution is important, there is no doubt. Findings ranging from the right lower jaw (mandible) found by Von Koenigsvald in 1934 to Sugimin's pithecantrophus skull found on October 8, 1993, present evidence that the Sangiran dome is the world's happiest hominid site. Unfortunately, most of the human fossil findings at this site do not come from the results of research by researchers. But the findings of local residents whose activities are far from practical have more opportunities than a formal study.
  • Situs Sangiran dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam masalah evolusi manusia purba penting, hal tersebut tidak diragukan lagi. Temuan demi temuan mulai dari rahang bawah (mandibula) kanan hasil temuan Von Koenigsvald pada tahun 1934 hingga tengkorak pithecantrophus temuan Sugimin pada tanggal 8 Oktober 1993, menampilkan bukti, bahwa kubah Sangiran merupakan situs hominid terkeryiuka di dunia. Sayang sekali sebagian besar temuan fosil manusia di situs ini, justru bukan berasal dari hasil penelitian para peneliti. Melainkan temuan dari penduduk setempat yang praktis aktivitasnya jauh mempunyai peluang yang lebih banyak dibanding dengan suatu penelitian formal.