Daftar Isi:
  • INDONESIA: Benih tanaman Acacia mangium banyak dibutuhkan untuk hutan tanaman industri (HTI), sebanyak 4,5 ton untuk pemenuhan target penanaman 200.000 ha/tahun. Tingginya kebutuhan benih ini dikarenakan kayu tanaman ini memiliki banyak kelebihan, antara lain kadar selulosa > 45%, memiliki kandungan lignin < 25%, seratnya memiliki nilai bilangan Runkle kecil sehingga baik digunakan sebagai bahan baku pulp. Namun dalam penyediaan benih secara generatif melalui biji tergolong sulit. Sulitnya penyediaan ini dialami ketika proses pemanenan biji dan ketika proses perkecambahan biji. Cara alternatif untuk permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Metode kultur jaringan dengan penambahan kombinasi zat pengatur tumbuh (ZPT) antara BAP dan 2,4-D, diduga mampu menghasilkan kalus embriogenik Acacia mangium. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi BAP dan 2,4-D terhadap pembentukan kalus, serta mengetahui kombinasi yang terbaik dalam pembentukan kalus Acacia mangium. Pemberian kombinasi ZPT pada media MS dengan konsentrasi BAP 0mg/l, 1mg/l dan 1,5mg/l, serta konsentrasi 2,4-D 0mg/l, 1mg/l, 2mg/l dan 4mg/l. Hasil pengamatan setelah 56 hari terhadap pertumbuhan kalus Acacia mangium menunjukkan 15 eksplan membentuk kalus remah dan 22 eksplan membentuk kalus putih transparan, namun belum ada yang sampai membentuk kalus embriogenik. Kombinasi terbaik dalam menumbuhkan kalus cacia mangium adalah 1mg/l BAP + 2mg/l 2,4-D. Kombinasi tersebut mampu menumbuhkan kalus pada hari ke-29 dengan persentase 83,3% untuk seluruh eksplan. Di samping itu kalus yang dihasilkan seluruhnya bertekstur remah dan berwarna putih.