Scholarly communication dan peran perpustakaan perguruan tinggi
Main Author: | Harliansyah, Faizuddin |
---|---|
Format: | Proceeding NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-malang.ac.id/1937/1/1937.pdf http://repository.uin-malang.ac.id/1937/ |
Daftar Isi:
- Scholarly communication bukan sebuah istilah baru atau yang baru mewacana dalam dunia library and information science (LIS). Penelusuran melalui Library, Information Science & Technology Abstracts (LISTA), dengan menggunakan kata kunci scholarly communication sebagai exact phrase pada ruas title, menemukan sekitar 307 artikel jurnal ilmiah bertahun terbit paling awal ditulis oleh Shaughnessy (1989), Borgman (1989) dan Paisley (1989). Kemudian, tulisan-tulisan itu diikuti oleh Lynch (1992), Harloe dan Budd (1994), Lynch (1994), Schauder (1994), Schwartz (1994), Drott (1995), dan Atkinson (1996). Artikel-artikel jurnal ini menunjukkan bahwa sebenarnya perpustakaan perguruan tinggi telah lama menaruh perhatian dan kajian tentang scholarly communication. Meskipun sudah mulai menjadi discourse sejak lama, kajian tentang scholarly communication dalam kaitannya dengan bidang LIS baru mengalami intensitas yang tinggi pada dua dasarwarsa terakhir. Hal ini tercermin dalam 307 artikel jurnal ilmiah (yang ditemukan dalam LISTA) yang jika dibagi berdasarkan kelompok tahun terbit terdapat kenaikan jumlah yang semakin meningkat. Antara 1989-2000, jumlah artikel berkisar 43 dan kemudian meningkat menjadi 136 pada periode 2001-2010. Pada sepuluh tahun terakhir, 2011-2020, kenaikan jumlah artikel jurnal ilmiah mempunyai kecenderungan lebih meningkat lagi. Pada 2011 sampai dengan 2017 ini, belum sampai 2020, artikel jurnal ilmiah sudah mencapai 128. Jumlah artikel jurnal ilmiah yang semakin meningkat ini menunjukkan posisi strategis topik scholarly communication ini sebagai bahan kajian bidang LIS dan tidak kalah pentingnya dibanding topik-topik yang lain. Beberapa wacana tentang scholarly communication seringkali dikaitkan dengan banyak issue strategis. Namun dalam makalah ini, pembahasan scholarly communication hanya dibatasi hubungannya dengan serial crisis, open access, dan potensi perluasan peran (extended role) perpustakaan perguruan tinggi. Paparan tentang pengertian dan ruanglingkup scholarly communication menjadi pembuka pembahasan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan serial crisis dan open access sebagai pendorong perubahan yang scholarly communication landscape. Tantangan dan peluang peran perpustakaan perguruan tinggi dalam konteks scholarly communication akan juga dibahas di bagian akhir makalah ini.