Sains dan teknologi dalam al-Qur’an

Main Author: Abdussakir, Abdussakir
Format: Proceeding NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2005
Subjects:
Online Access: http://repository.uin-malang.ac.id/1783/7/1783.pdf
http://repository.uin-malang.ac.id/1783/
Daftar Isi:
  • Tulisan ini diilhami oleh perbincangan penulis dengan seseorang sekitar 3 bulan yang lalu. Ketika penulis mengenalkan diri bahwa dosen Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, beliau mengajukan pertanyaan berurutan, “mengapa STAIN harus menjadi UIN”mengapa UIN Malang membuka Fakultas Saintek?”, atau lebih khusus lagi “mengapa membuka Jurusan Matematika?”. Ketika penulis ragu dan hampir menjawab bahwa dibukanya 6 jurusan eksak tersebut karena persyaratan untuk berubahnya STAIN menjadi UIN, orang tersebut menjawab sendiri pertanyaannya. Dia mengatakan bahwa “Allah SWT itu sangat matematis, maka sudah selayaknya umat Islam belajar matematika, sebagai contoh dalam hal pahala sholat, Allah SWT menggunakan rumus: "Pahala sholat berjemaah = 27 x pahala sholat sendirian." Bukankah ini matematika?”. Selanjutnya beliau menambahkan, “Al Qur‟an itu sebenarnya juga berbicara biologi, kimia, dan fisika. Jadi salah besar jika kemudian umat Islam tidak belajar tentang Sains. Tidak ada ilmu umum itu, semua ilmu dari Allah.” Tanya-jawab tersebut sungguh menyadarkan penulis mengenai pentingnya Fakultas Sains dan Teknologi bagi umat Islam. Ketika, 2 hari kemarin kembali ada seorang mahasiswa S2 Pendidikan Kimia UM bertanya “mengapa UIN membuka saintek, kok tidak spesifik di agama saja”, dengan tegas dan bersemangat penulis menjawab “Kami itu ingin mencetak orang-orang sains yang dapat menjelaskan Al-Qur‟an berdasarkan keilmuannya.”