Critical thinking in academic writing: Menakar argumen
Main Author: | Indah, Rohmani Nur |
---|---|
Format: | Proceeding NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-malang.ac.id/1427/2/1427.pdf http://repository.uin-malang.ac.id/1427/ |
Daftar Isi:
- Workshop ini untuk memberikan pandangan tentang bagaimana seharusnya menempatkan ketrampilan berpikir kritis dalam menulis. Peserta akan berlatih mengenali bagaimana cara menakar argumen secara kritis. Apa Critical Thinking itu? Beragam definisi diungkap terkait berpikir kritis. Pendapat Cottrell (2005: 1) berikut menarik untuk dikaji, bahwa berpikir kritis bukan urusan kemampuan tapi bagaimana mengendalikan hambatannya, itulah yang lebih penting. “Critical thinking is a cognitive activity, associated with using the mind. Learning to think in critically analytical and evaluative ways means using mental processes such as attention, categorisation, selection, and judgement. However, many people who have the potential to develop more effective critical thinking can be prevented from doing so for a variety of reasons apart from a lack of ability. In particular, personal and emotional, or ‘affective’, reasons can create barriers.” Proses kognitif terkait pikiran dengan mekanisme proses mental yang dikoordinasi oleh hemisfer otak termasuk wilayah kajian Psikolinguistik (Indah, 2008). Dalam hal ini yang disampaikan Cottrell (2005) di atas bertemali dengan bahasa dan otak pada dua skema: “What to say” dan “How to say it”. Keduanya bisa saling menghambat proses berpikir kritis sebagaimana yang disinyalir Cottrell (2005). Pada dasarnya berpikir kritis membantu anda mengenali pesan tersurat dan tersirat, serta memahami bagaimana proses membangun suatu argumen.