Penentuan kebutuhan persediaan minimum dan pola pengisian kembali persediaan beras di depot logistik timor-timur
Main Author: | Dadang, Amdali |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1997
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.sb.ipb.ac.id/525/1/1-01-Dadang-cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/525/2/1-02-Dadang-RingkasanEksekutif.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/525/3/1-03-Dadang-daftarIsi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/525/4/1-04-Dadang-pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/525/ |
Daftar Isi:
- BULOG mengenal dua istilah kemutlakan dalam penyediaan dan konsumsi pada suatu daerah, yaitu daerah surplus absolute (mutlak) dan daerah defisit absolute (mutlak). Daerah surplus mutlak ini memiliki pengertian bahwa daerah tersebut pada sepanjang tahun memiliki kelebihan persediaan dan daerah ini umunmya sebagai sumber pemasok kebutuhan beras bagi daerah lain yang mengalami defisit pangan. Di lain pihak daerah defisit mutlak di sepanjang tahun mengalami kekurangan pangan dan membutuhkan pasokan dari daerah lain yang kelebihan pangan. Daerah ini biasanya memiliki tanah dan iklim yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan produksi komoditi pangan. BULOG dalam pengelolaan persediaan beras dituntut untuk mempertimbangkan jumlah kebutuhan pangan yang harus disediakan pada masing-masing daerah (termasuk daerah Dolog Timor Timur), karena jumlah ini pada dasamya merupakan cerminan dari pola konsumsi di daerah tersebut. Dengan diketahuinya jumlah kebutuhan pangan yang harus disediakan, maka setidaknya ketersediaan pangan (dalam hal ini beras) dapat terjamin. Permasalahannya adalah Bagaimana Depot Logistik (DOLOG) Timor Timur mengelola persediaan pangannya terutama beras agar tercapai kondisi persediaan pada kuantitas persediaan minimum. Setelah diketahui jumlah atau kuantitas minimum beras yang akan disediakan, bagaimana pihak Depot Logistik (DOLOG) Timor Timur melakukan pengisian persediaan tersebut agar tercapai pola pengisian yang efisien. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menentukan jumlah atau kuantitas persediaan komoditi pangan beras pada tingkat minimum dan menemukan pola pengisian komoditi pangan beras pada kuantitas persediaan minimum tersebut agar tercapai kondisi yang paling efisien. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini dilakukan selama dua bulan, terhitung sejak dilakukan kegiatan pendahuluan, yaitu Bulan Pebruari 1997 dengan mengambil lokasi Kantor BULOG Jakarta dan DOLOG Timor Timur. Dalam waktu tersebut, penelitian dilaksanakan secara bertahap, yaitu dengan menentukan Kelompok Kondisi bulanan, mUSill1an dan tahunan. Selanjutnya setelah penentuan kelompok kondisi dapat diperoleh, maka kemudian menentukan cadangan persediaan dan waktu pemesanan kembali (ROP). Adapun alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kurva sebaran normal dan analisa model transportasi. Berdasarkan atas tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh hasil bahwa jumlah atau kuantitas persediaan komoditi pangan beras pada tingkat minimum dapat diperoleh dengan menggunakan pendekatan perhitungan cadangan persediaan (Safety Stock). Selanjutnya dari cadangan persediaan tersebut diperoleh kuantitas persediaan beras minimum yang harus ada di gudang yang dianggap aman atau peluang kehabisan persediaannya not persen. Kuantitas persediaan minimum yang aman dan yang harus ada di gudang Dolog Timor Timur adalah berikut ini. Dengan kuantitas atau jumlah persediaan minimum yang aman ini, kemudian dapat ditentukan pola pengisian persedian beras tersebut, yaitu dengan analisis model transportasi. Berdasarkan volume pengisian dan volume penyaluran ke SubDolog, maka pola pengisian persediaan beras minimum yang optimal adalah sebagai berikut: a) Volume pengisian dari lokasi sumber, masing-masing , yaitu Tanjung Perak sebesar 4.286.753,00 kg, Meneng 285.783,60 kg, Ujung Pandang 1.331.235,00 kg, Pare-pare 72.167,75 kg, Palopo 3.957.705,00 kg dan Lembar 56.946,50 kg,dengan jumlah keseluruhannya adalah sebsar 9.990.590,00 kg. b) Kuantitas penyaluran yang besar tersebut, sulit untuk ditampung hanya di satu gudang Dolog Dilli saja. Oleh karena dalam pengisian ini, terlebih dahulu beras tersebut dikirim ke gudanggudang di sub-sub Dolog. Adapun kuantitas penyaluran ke Sub Dolog yang optimal adalah sebesar 1.000.000,00 kg untuk Baucau, 500.000,00 kg untuk Manatu to, 1.000.000,00 kg untuk Viqueque, 100.000,00 kg untuk Same, 500.000,00 kg untuk Lautem, 2.500.000,00 kg untuk Maliana, 400.000,00 kg untuk Ambeno dan dan Sub Dolog Dilli menampung sebesar 3.990.590,00kg. Dari temuan tersebut, maka akan memiliki implikasi terhadap kebijakan pola pengisian persediaan agar lebih diperhatikan oleh pihak DOLOG Timor Timur mengenai waktu dan kuantitas pengisian persediaan beras dituntut untuk lebih dicermati. Hal ini didasarkan atas peran pentingnya komoditi beras di seluruh tanah air pada umumnya dan Timor Timur pada khususnya. Mengingat kondisi persediaan beras di wilayah Dolog Timor Timur yang berfluktuasi, baik berdasarkan bulanan, musiman maupun tahunan, maka disarankan untuk dilakukan penentuan persediaan yang aman. Selanjutnya agar dapat mengantisipasi jumlah kebutuhan beras di wilayah Timor Timur yang berfluktuasi, maka perlu dilakukan evaluasi teknik dan tatacara penentuan jumlah persediaan beras yang selama ini dilakukan. Hal ini dikarenakan dengan teknik atau tatacara penentuan yang lama masih berdampak pada timbulnya kondisi kritis pada persediaan yang terjadi selama tujuh tahun yang lalu, baik pada kondisi bulanan, musiman maupun tahunan. Selain itu penentuan persediaan minimum tersebut, masih belum menjamin keamanannya terhadap kehabisan beras dari persediaan minimumnya (minimum tidak selalu aman). Oleh karena itu, penentuan persediaan yang aman dengan pendekatan kurva Z dan safety stock tersebut merupakan altematif yang dapat digunakan sebagai alat atau teknik penentuan persediaan minimum yang aman oleh Dolog, agar kebutuhan beras masyarakat (yang tercermin pada kebutuhan persediaan berasnya) dapat selalu terpenuhi meskipun berfluktuasi.