Studi manajemen produksi industri pengolahan getah ins pgt sindangwangi perum perhutani unit iii jawa barat
Main Author: | Karnasasta, Tjetjep Ukman |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 1995
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/1/R05-01-Kamasasta-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/2/R05-02-Kamasasta-Ringkasan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/3/R05-03-Kamasasta-Daftarisi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/4/R05-04-Kamasasta-Pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/5/Tesis.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/ http://lib.sb.ipb.ac.id/ |
ctrlnum |
3616 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/</relation><title>Studi manajemen produksi industri pengolahan getah ins pgt sindangwangi perum perhutani unit iii jawa barat</title><creator>Karnasasta, Tjetjep Ukman</creator><subject>Manajemen Produksi dan Operasi</subject><description>Dalam kegiatan industri pengolahan getah, kontinuitas
pemasokan bahan baku dan tersedianya bahan baku akan menunjang
kelancaran produksi pengolahan industri yang bersangkutan,
sesuai dengan kapasitas produksi yang tersedia
sehingga sasaran target produksi dapat tercapai dengan
tidak mengabaikan kualitas produksi yang diinginkan.
Selain ketersediaan bahan baku, dalam kegiatan
pengolahan getah pinus, kegiatan proses pengolahan akan
menentukan tercapainya sasaran kuantita dan kualita hasil
produksi yang ingin dicapai. Dalam kegiatan pengolahan
adakalanya sasaran target produksi tercapai tetapi
sebaliknya sasaran kualitas tidak tercapai, sebagai akibat
adanya kendala dalam pelaksanaan proses produksi.
Pelaksanaan kegiatan praktek Geladikarya/Penelitian di
Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) berjudul "STUDI
MANAJEMEN INDUSTRI PENGOLAHAN GETAH PGT SINGDANGWANGI
PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT". Ruang
lingkup pokok bahasan dalam Geladikarya/Penelitian ini
lebih ditekankan kepada pemasokan bahan baku getah dari KPH
pemasok dan kegiatan pengolahan bahan baku getah menjadi
gondorukem dan terpentin di PGT Sindangwangi.
Tujuan Geladikarya/Penelitian terutama diarahkan kepada
optimasi pemasokan bahan baku dari KPH pemasok ke PGT
Sindangwangi dan kegiatan pengolahan bahan baku getah
menjadi gondorukem dan terpentin di PGT Sindangwangi.
Metoda yang digunakan untuk menganalisa optimasi pemasokan
bahan baku adalah analisa Goal Programming, sedangkan untuk
menghitung tingkat produktivitas dan efisiensi mesin dilakukan
dengan metoda pengukuran kerja melalui penelitian
waktu kerja.
PGT Sindangwangi mulai dibangun pada tahun 1990,
kapasitas produksi 10 000 ton per tahun, dengan rendemen
gondorukem sebesar 68 % dan rendemen terpentin 12 %. Pabrik
ini dirancang untuk memproduksi gondorukem dengan kualitas
Water White ( WW-Up). Pada tahap awal produksi tahun 1991,
direncanakan kapasitas produksi sebesar 6 000 ton per
tahun, rendemen gondorukem 68 % dan terpentin 12 %.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku getah bagi industri
pengolahan getah yang dikelola oleh Perum Perhutani
Unit III, telah direncanakan target produksi sadapan tahun
1995 - 1999, antara 13644 ton - 15186 ton. Untuk tahun
1995 rencana produksi getah dari KPH pemasok sebanyak 13644
ton per tahun. Dari rencana produksi tersebut, sebanyak
11380,035 ton digunakan sebagai bahan baku PGT Sindangwangi
selebihnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi PGT
Maruha mintra kerja Perum Perhutani dalam kegiatan pengolahan
getah.
Anggaran biaya pengangkutan getah (Pos R) yang disediakan
untuk tahun 1995 sebanyak Rp.36000000 ,dengan rata-rata
biaya pengangkutan sebesar Rp. 26825 per ton. Sedangkan
realisasi biaya pengangkutan getah dari KPH pemasok rata-rata
berkisar antara Rp.25300 - Rp. 55000.
PGT Sindangwangi KPH Bandung Utara Perum Perhutani Unit
III Jawa Barat, dalam melaksanakan kegiatan pengadaan bahan
baku bersifat pasif/menunggu datangnya bahan baku dari KPH
pemasok. Jumlah pemasokan bahan baku dari KPH pemasok
ditetapkan berdasarkan Jadwal Kemajuan Normal (Normal
Progress Schedule/NPS), yang ditetapkan untuk Biro Produksi.
Sedangkan rencana pengolahan getah bagi PGT Sindangwangi
ditetapkan berdasarkan NPS untuk industri. Untuk
kegiatan tahun 1995 PGT Sindangwangi merencanakan akan
mengolah bahan baku sebanyak 11380,57 ton per tahun atau
1380,7 ton di atas kapasitas produksi yang tersedia yakni
1.0000 ton per tahun.
Hasil analisis optimasi pemasokan bahan baku dari 9 KPH
pemasok maupun 12 KPH pemasok ke PGT Sindangwangi berdasarkan
data realisasi biaya pengangkutan dari tiap KPH
pemasok, rencana target produksi dan pemasokan KPH pemasok,
anggaran biaya yang tersedia untuk pengangkutan bahan baku
sebesar Rp.26825 per ton dan kapasitas pengolahan pabrik
sebesar 10000 ton per tahun, menunjukan bahwa dengan anggaran
biaya sebesar Rp. 26825 per ton, pemasokan bahan baku
yang optimal dari 9 KPH pemasok sebanyak 8531 ton per
tahun, sedangkan bila dipasok oleh 12 KPH pemasok sebanyak
9096 ton per tahun.
Untuk menetapkan besarnya anggaran biaya yang harus
disediakan untuk pengangkutan bahan baku dari KPH Pemasok
ke PGT Sindangwangi, dilakukan analisis optimasi
berdasarkan data realisasi biaya pengangkutan bahan baku
untuk tahun 1994, rencana target produksi dan pemasokan KPH
pemasok. Dari hasil analisis optimasi menunjukan bahwa
dengan anggaran biaya pengangkutan bahan baku yang optimal,
kebutuhan bahan baku PGT Sindangwangi sebanyak 10000 ton
per tahun dapat dipenuhi dipenuhi, baik oleh 9 KPH pemasok
maupun oleh 12 KPH pemasok. Sesuai dengan hasil kesepakatan
antara Biro Industri dan Biro Produksi bahwa kebutuhan
bahan baku PGT Sindangwangi dipasok oleh 9 KPH pemasok,
yakni KPH Bogor, KPH Sukabumi, KPH Cianjur, KPH Bandung
Utara, KPH Bandung Selatan, KPH Garut, KPH Tasikmalaya, KPH
Ciamis dan KPH Sumedang, sasaran pemilihan ini akan tercapai
apabila tersedia anggaran biaya pengangkutan yang
optimal, dengan ketentuan bahwa kelebihan hasil produksi
dari KPH Sukabumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku PGT Maruha.
Biaya pengangkutan bahan baku getah dari 9 KPH pemasok
optimasi pemasokan , bila menggunakan realisasi biaya
angkutan tahun 1994, sebesar Rp. 23 483,78 per ton. -
Sedanqkan biaya pengangkutan hasil optimasi pemasokan dari
9 KPH pemasok dan 12 KPH pemasok berdasarkan anggaran yang
tersedia, masing-masing sebesar Rp. 23 569,99 per ton dan
Rp. 20 065,67 per ton. Dari ketiga hasil tersebut walaupun
pemasokan bahan baku melebihi kapasitas tersedia, sebaiknya
bagi PGT Sindangwangi bahan baku dipasok oleh semua KPH
pemasok mengingat biaya angkut getah lebih rendah.
Anggaran biaya pengangkutan bahan baku yang optimal
untuk tahun 1995-1999, berdasarkan data realisasi biaya
pengangkutan bahan baku dari tiap KPH pemasok, rencana
target produksi dan pemasokan bahan baku KPH pemasok serta
kapasitas pengolahan pabrik sebanyak 10000 ton per tahun,
dari hasil analisis diperoleh anggaran biaya pengangkutan
yang optimal untuk pengangkutan bahan baku dari 9 KPH
pemasok berturut-turut sebesar Rp.33397,O; Rp. 33787,O; Rp.
32384,O; Rp. 32045,O dan Rp.32772,O per ton, dan bila
dipasok oleh 12 KPH pemasok anggaran biaya yang optimal
berturut-turut sebesar Rp. 30801,O; Rp.30948,O; Rp.29968,O;
Rp.30118,O dan Rp.29645,O per ton.
Ditinjau dari struktur organisasi pabrik, pengelolaan
PGT Sindangwangi kelengkapan organisasinya belum dapat
menunjang pengelolaan pabrik secara profesional. Sesuai
dengan lingkup kerjanya perlu adanya tambahan kelemkapan
organisasi dari struktur organisasi yang berlaku saat ini.
Untuk itu diusulkan susunan Strurtur Organiusasi PGT
Sindangwangi terdiri dari Kepala Pabrik, dibantu oleh
Kepala bagian Administrasi dan Keuangan, Kerpala Bagian
Perencanaan, Kepala Bagian Pengadaan, Kepala Bagian
Produksi, Kepala Bagian Mekanik dan Kepala Bagian
Pemasaran. Tiap-tiap Bagian dibantu oleh seksi-seksi.
PGT Sindangwangi dirancang untuk mampu memproduksi
gondorukem berkualitas WW - up. Sejak mulai beroperasi pada
tahun 1991, PGT Sindangwangi belum mampu memproduksi gondorukem
100 % berkualitas WW-up. Dalam kegiatan produksi
tahun 1994, dari hasil produksi gondorukem sebanyak 7252,50
ton terdiri dari gondorukem berkualitas WW ( 75,50 $0,
kualitas WG ( 23,71 %) , kualitas N (0,69 %) dan kualitas M
( 0,l % ) . Rata-rata rendemen hasil pengolahan getah pinus
dari tahun 1991- 1994, yakni rendemen gondorukem 67.59 %
dan rendemen terpentin 14,46 %. Sedangkan untuk kegiatan
produksi tahun 1995, hasil produksi pengolahan sampai
dengan bulan April 1995 sebanyak 384,04 ton, terdiri dari
gondorukem berkualitas WW ( 23.87 %) , kualitas WG (75,lO %
) dan kualitas N (1,12 %).
Hasil pengukuran kerja setiap unit pengolah getah
diperoleh waktu kerja untuk melaksanakan kegiatan setiap
unit. Waktu kerja Unit Blowcase (30,46 menitbatch), Melter
(24,lO menit/batch), Filter Press ( 21,90 menit/ batch),
Settler (50,36 menitbatch ) dan unit Ketel Masak (133,55
menit/batch). Prestasi kerja unit Blowcase (1,98
batch/jam), Melter (2,49 batch/-jam), Filter Press (1,98
batch/jam), Settler (1,17 batch/jam) dan unit Ketel Masak
( 0,45 batch/jam).
Tingkat efisiensi mesin pengolahan PGT Sindangwangi
telah melampaui 100 % , yakni 106,35 % pada tahun 1994.
Tingkat efiasiensi relatif unit Melter dibandingkan Unit
Blowcase sebesar 180,75 %, sedangkan tingkat efisiensi
relatif antara unit Settler dan Melter sebesar 97,52 %.
Bila dibandingkan dengan unit Blowcase tingkat efisiensi
relatif unit Melter jauh lebih rendah yakni 44,24 %.
Setiap operator dalam melaksanakan tugasnya diwajibkan
mengisi Lembar Isian Proses ( LIP ). LIP merupakan gambaran
Pemasok, umur pakai PGT Sindangwangi, maka Perum Perhutani
Unit III perlu mempertimbangkan pembangunan pabrik
pengolahan getah yang baru, terutama untuk Wilayah Barat.
Hal ini penting, guna mengolah hasil produksi sadapan dari
KPH Bogor, KPH Sukabumi, KPH Cianjur dan KPH Purwakarta.</description><date>1995</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/1/R05-01-Kamasasta-Cover.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/2/R05-02-Kamasasta-Ringkasan.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/3/R05-03-Kamasasta-Daftarisi.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/4/R05-04-Kamasasta-Pendahuluan.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/5/Tesis.pdf</identifier><identifier> Karnasasta, Tjetjep Ukman (1995) Studi manajemen produksi industri pengolahan getah ins pgt sindangwangi perum perhutani unit iii jawa barat. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor. </identifier><relation>http://lib.sb.ipb.ac.id/</relation><recordID>3616</recordID></dc>
|
language |
ind |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Karnasasta, Tjetjep Ukman |
title |
Studi manajemen produksi industri pengolahan getah ins pgt sindangwangi perum perhutani unit iii jawa barat |
publishDate |
1995 |
topic |
Manajemen Produksi dan Operasi |
url |
http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/1/R05-01-Kamasasta-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/2/R05-02-Kamasasta-Ringkasan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/3/R05-03-Kamasasta-Daftarisi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/4/R05-04-Kamasasta-Pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/5/Tesis.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3616/ http://lib.sb.ipb.ac.id/ |
contents |
Dalam kegiatan industri pengolahan getah, kontinuitas
pemasokan bahan baku dan tersedianya bahan baku akan menunjang
kelancaran produksi pengolahan industri yang bersangkutan,
sesuai dengan kapasitas produksi yang tersedia
sehingga sasaran target produksi dapat tercapai dengan
tidak mengabaikan kualitas produksi yang diinginkan.
Selain ketersediaan bahan baku, dalam kegiatan
pengolahan getah pinus, kegiatan proses pengolahan akan
menentukan tercapainya sasaran kuantita dan kualita hasil
produksi yang ingin dicapai. Dalam kegiatan pengolahan
adakalanya sasaran target produksi tercapai tetapi
sebaliknya sasaran kualitas tidak tercapai, sebagai akibat
adanya kendala dalam pelaksanaan proses produksi.
Pelaksanaan kegiatan praktek Geladikarya/Penelitian di
Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) berjudul "STUDI
MANAJEMEN INDUSTRI PENGOLAHAN GETAH PGT SINGDANGWANGI
PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT". Ruang
lingkup pokok bahasan dalam Geladikarya/Penelitian ini
lebih ditekankan kepada pemasokan bahan baku getah dari KPH
pemasok dan kegiatan pengolahan bahan baku getah menjadi
gondorukem dan terpentin di PGT Sindangwangi.
Tujuan Geladikarya/Penelitian terutama diarahkan kepada
optimasi pemasokan bahan baku dari KPH pemasok ke PGT
Sindangwangi dan kegiatan pengolahan bahan baku getah
menjadi gondorukem dan terpentin di PGT Sindangwangi.
Metoda yang digunakan untuk menganalisa optimasi pemasokan
bahan baku adalah analisa Goal Programming, sedangkan untuk
menghitung tingkat produktivitas dan efisiensi mesin dilakukan
dengan metoda pengukuran kerja melalui penelitian
waktu kerja.
PGT Sindangwangi mulai dibangun pada tahun 1990,
kapasitas produksi 10 000 ton per tahun, dengan rendemen
gondorukem sebesar 68 % dan rendemen terpentin 12 %. Pabrik
ini dirancang untuk memproduksi gondorukem dengan kualitas
Water White ( WW-Up). Pada tahap awal produksi tahun 1991,
direncanakan kapasitas produksi sebesar 6 000 ton per
tahun, rendemen gondorukem 68 % dan terpentin 12 %.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku getah bagi industri
pengolahan getah yang dikelola oleh Perum Perhutani
Unit III, telah direncanakan target produksi sadapan tahun
1995 - 1999, antara 13644 ton - 15186 ton. Untuk tahun
1995 rencana produksi getah dari KPH pemasok sebanyak 13644
ton per tahun. Dari rencana produksi tersebut, sebanyak
11380,035 ton digunakan sebagai bahan baku PGT Sindangwangi
selebihnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi PGT
Maruha mintra kerja Perum Perhutani dalam kegiatan pengolahan
getah.
Anggaran biaya pengangkutan getah (Pos R) yang disediakan
untuk tahun 1995 sebanyak Rp.36000000 ,dengan rata-rata
biaya pengangkutan sebesar Rp. 26825 per ton. Sedangkan
realisasi biaya pengangkutan getah dari KPH pemasok rata-rata
berkisar antara Rp.25300 - Rp. 55000.
PGT Sindangwangi KPH Bandung Utara Perum Perhutani Unit
III Jawa Barat, dalam melaksanakan kegiatan pengadaan bahan
baku bersifat pasif/menunggu datangnya bahan baku dari KPH
pemasok. Jumlah pemasokan bahan baku dari KPH pemasok
ditetapkan berdasarkan Jadwal Kemajuan Normal (Normal
Progress Schedule/NPS), yang ditetapkan untuk Biro Produksi.
Sedangkan rencana pengolahan getah bagi PGT Sindangwangi
ditetapkan berdasarkan NPS untuk industri. Untuk
kegiatan tahun 1995 PGT Sindangwangi merencanakan akan
mengolah bahan baku sebanyak 11380,57 ton per tahun atau
1380,7 ton di atas kapasitas produksi yang tersedia yakni
1.0000 ton per tahun.
Hasil analisis optimasi pemasokan bahan baku dari 9 KPH
pemasok maupun 12 KPH pemasok ke PGT Sindangwangi berdasarkan
data realisasi biaya pengangkutan dari tiap KPH
pemasok, rencana target produksi dan pemasokan KPH pemasok,
anggaran biaya yang tersedia untuk pengangkutan bahan baku
sebesar Rp.26825 per ton dan kapasitas pengolahan pabrik
sebesar 10000 ton per tahun, menunjukan bahwa dengan anggaran
biaya sebesar Rp. 26825 per ton, pemasokan bahan baku
yang optimal dari 9 KPH pemasok sebanyak 8531 ton per
tahun, sedangkan bila dipasok oleh 12 KPH pemasok sebanyak
9096 ton per tahun.
Untuk menetapkan besarnya anggaran biaya yang harus
disediakan untuk pengangkutan bahan baku dari KPH Pemasok
ke PGT Sindangwangi, dilakukan analisis optimasi
berdasarkan data realisasi biaya pengangkutan bahan baku
untuk tahun 1994, rencana target produksi dan pemasokan KPH
pemasok. Dari hasil analisis optimasi menunjukan bahwa
dengan anggaran biaya pengangkutan bahan baku yang optimal,
kebutuhan bahan baku PGT Sindangwangi sebanyak 10000 ton
per tahun dapat dipenuhi dipenuhi, baik oleh 9 KPH pemasok
maupun oleh 12 KPH pemasok. Sesuai dengan hasil kesepakatan
antara Biro Industri dan Biro Produksi bahwa kebutuhan
bahan baku PGT Sindangwangi dipasok oleh 9 KPH pemasok,
yakni KPH Bogor, KPH Sukabumi, KPH Cianjur, KPH Bandung
Utara, KPH Bandung Selatan, KPH Garut, KPH Tasikmalaya, KPH
Ciamis dan KPH Sumedang, sasaran pemilihan ini akan tercapai
apabila tersedia anggaran biaya pengangkutan yang
optimal, dengan ketentuan bahwa kelebihan hasil produksi
dari KPH Sukabumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan
baku PGT Maruha.
Biaya pengangkutan bahan baku getah dari 9 KPH pemasok
optimasi pemasokan , bila menggunakan realisasi biaya
angkutan tahun 1994, sebesar Rp. 23 483,78 per ton. -
Sedanqkan biaya pengangkutan hasil optimasi pemasokan dari
9 KPH pemasok dan 12 KPH pemasok berdasarkan anggaran yang
tersedia, masing-masing sebesar Rp. 23 569,99 per ton dan
Rp. 20 065,67 per ton. Dari ketiga hasil tersebut walaupun
pemasokan bahan baku melebihi kapasitas tersedia, sebaiknya
bagi PGT Sindangwangi bahan baku dipasok oleh semua KPH
pemasok mengingat biaya angkut getah lebih rendah.
Anggaran biaya pengangkutan bahan baku yang optimal
untuk tahun 1995-1999, berdasarkan data realisasi biaya
pengangkutan bahan baku dari tiap KPH pemasok, rencana
target produksi dan pemasokan bahan baku KPH pemasok serta
kapasitas pengolahan pabrik sebanyak 10000 ton per tahun,
dari hasil analisis diperoleh anggaran biaya pengangkutan
yang optimal untuk pengangkutan bahan baku dari 9 KPH
pemasok berturut-turut sebesar Rp.33397,O; Rp. 33787,O; Rp.
32384,O; Rp. 32045,O dan Rp.32772,O per ton, dan bila
dipasok oleh 12 KPH pemasok anggaran biaya yang optimal
berturut-turut sebesar Rp. 30801,O; Rp.30948,O; Rp.29968,O;
Rp.30118,O dan Rp.29645,O per ton.
Ditinjau dari struktur organisasi pabrik, pengelolaan
PGT Sindangwangi kelengkapan organisasinya belum dapat
menunjang pengelolaan pabrik secara profesional. Sesuai
dengan lingkup kerjanya perlu adanya tambahan kelemkapan
organisasi dari struktur organisasi yang berlaku saat ini.
Untuk itu diusulkan susunan Strurtur Organiusasi PGT
Sindangwangi terdiri dari Kepala Pabrik, dibantu oleh
Kepala bagian Administrasi dan Keuangan, Kerpala Bagian
Perencanaan, Kepala Bagian Pengadaan, Kepala Bagian
Produksi, Kepala Bagian Mekanik dan Kepala Bagian
Pemasaran. Tiap-tiap Bagian dibantu oleh seksi-seksi.
PGT Sindangwangi dirancang untuk mampu memproduksi
gondorukem berkualitas WW - up. Sejak mulai beroperasi pada
tahun 1991, PGT Sindangwangi belum mampu memproduksi gondorukem
100 % berkualitas WW-up. Dalam kegiatan produksi
tahun 1994, dari hasil produksi gondorukem sebanyak 7252,50
ton terdiri dari gondorukem berkualitas WW ( 75,50 $0,
kualitas WG ( 23,71 %) , kualitas N (0,69 %) dan kualitas M
( 0,l % ) . Rata-rata rendemen hasil pengolahan getah pinus
dari tahun 1991- 1994, yakni rendemen gondorukem 67.59 %
dan rendemen terpentin 14,46 %. Sedangkan untuk kegiatan
produksi tahun 1995, hasil produksi pengolahan sampai
dengan bulan April 1995 sebanyak 384,04 ton, terdiri dari
gondorukem berkualitas WW ( 23.87 %) , kualitas WG (75,lO %
) dan kualitas N (1,12 %).
Hasil pengukuran kerja setiap unit pengolah getah
diperoleh waktu kerja untuk melaksanakan kegiatan setiap
unit. Waktu kerja Unit Blowcase (30,46 menitbatch), Melter
(24,lO menit/batch), Filter Press ( 21,90 menit/ batch),
Settler (50,36 menitbatch ) dan unit Ketel Masak (133,55
menit/batch). Prestasi kerja unit Blowcase (1,98
batch/jam), Melter (2,49 batch/-jam), Filter Press (1,98
batch/jam), Settler (1,17 batch/jam) dan unit Ketel Masak
( 0,45 batch/jam).
Tingkat efisiensi mesin pengolahan PGT Sindangwangi
telah melampaui 100 % , yakni 106,35 % pada tahun 1994.
Tingkat efiasiensi relatif unit Melter dibandingkan Unit
Blowcase sebesar 180,75 %, sedangkan tingkat efisiensi
relatif antara unit Settler dan Melter sebesar 97,52 %.
Bila dibandingkan dengan unit Blowcase tingkat efisiensi
relatif unit Melter jauh lebih rendah yakni 44,24 %.
Setiap operator dalam melaksanakan tugasnya diwajibkan
mengisi Lembar Isian Proses ( LIP ). LIP merupakan gambaran
Pemasok, umur pakai PGT Sindangwangi, maka Perum Perhutani
Unit III perlu mempertimbangkan pembangunan pabrik
pengolahan getah yang baru, terutama untuk Wilayah Barat.
Hal ini penting, guna mengolah hasil produksi sadapan dari
KPH Bogor, KPH Sukabumi, KPH Cianjur dan KPH Purwakarta. |
id |
IOS3669.3616 |
institution |
Institut Pertanian Bogor |
institution_id |
20 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Sekolah Bisnis |
library_id |
692 |
collection |
Repositori Sekolah Bisnis IPB |
repository_id |
3669 |
subject_area |
Business/Bisnis Marketing, Management of Distribution/Marketing, Manajemen Distribusi |
city |
BOGOR |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS3669 |
first_indexed |
2020-03-22T03:42:51Z |
last_indexed |
2020-08-02T08:07:18Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1763211604945534976 |
score |
17.538404 |