Analisis produksi dan harga pokok produk gondorukem dan terpentinstudi kasus di pgt winduaji kph pekalongan barat perum perhutani unit i jawa tengah
Main Author: | Mashar, M. Chamin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 1995
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/1/R03-01-Mashar-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/2/R03-02-Mashar-Ringkasan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/3/R03-03-Mashar-Daftarisi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/4/R03-04-Mashar-Pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/5/Tesis.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/ http://lib.sb.ipb.ac.id/ |
ctrlnum |
3615 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/</relation><title>Analisis produksi dan harga pokok produk gondorukem dan terpentinstudi kasus di pgt winduaji kph pekalongan barat perum perhutani unit i jawa tengah</title><creator>Mashar, M. Chamin</creator><subject>Manajemen Produksi dan Operasi</subject><description>Geladikarya di PGT Winduaji, KPH Pekalongan Barat
bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi PGT Winduaji; menganalisis struktur biaya dan
penentuan harga pokok produk (HPP), serta merumuskan
alternatif pemecahan masalah dan implementasinya. Metode
yang digunakan adalah analisis terhadap laporan-laporan
produksi dan keuangan serta permasalahan dalam pelaksanaan
kegiatan yang diselenggarakan PGT Winduaji.
KPH Pekalongan Barat dengan luas kawasan hutan
40,778.1 Ha dan berupa kelas perusahaan hutan pinus seluas
27,601.3 Ha. Areal produktif untuk sadapan (KU III s/d VI)
ada 16,058.3 Ha dengan perkiraan potensi produksi getah
sebanyak 13,384,432 ton per tahun.
PGT Winduaji yang mempunyai tujuan antara lain memanfaatkan
potensi produksi getah KPH Pekalongan Barat
dibangun tahun 1989 mempunyai kapasitas produksi terpasang
9,000 ton per tahun. Target produksi yang ditetapkan Perum
Perhutani Unit I sejak mulai beroperasi tahun 1990 sampai
dengan tahun 1993 PGT Winduaji baru mencapai 74.18 % dari
kapasitas pabrik.
PGT Winduaji berproduksi 24 hari tiap bulan atau 288
hari pertahun. Produktivitas harian berfluktuasi antara
1.8 ton hingga 43.2 ton per hari, produksi pabrik rata
rata seharusnya 31.25 ton per hari. Rendemen gondorukem
69 .OO %, terpentin 11.25 % dan serasah 2.64 %. Rendemen
gondorukem mutu WW masih rendah, yaitu 43.71 %, selebihnya
mutu WW sebesar 53.76 % dan mutu N sebesar 0.53 %. Produksi
yang rendah karena jatah (alokasi) penyediaan getah
oleh Perum Perhutani yang masih rendah, baru 49.7 % dari
total produksi getah KPH Pekalongan Barat. Fluktuasi produksi
yang tinggi akibat penyediaan, baik jumlah dan mutu
yang tidak teratur.
Produktivitas penyadapan getah di KPH Pekalongan Barat
baru 83.40 % dari luas durol produktif dan jumlah hasil
sadapan sebesar 86.20 % dari target, meskipun target ini
masih 20 %-50 % di bawah hasil penelitian Perhutani dan
Fakultas Kehutanan IPB tahun 1991 sebesar 1.026-1.749
ton/Ha/tahun. Getah yang diterima PGT Wionduaji tahun 1993
terdiri dari 6,230,916 kg (93.33 %) mutu A dan 444,925 kg
(6.67 %) mutu B. Namun menurut kriteria PGT Winduaji getah
tersebut dibedakan menjadi mutu A1 tidak ada, 3,782,213 kg
(56.65 %) getah mutu A2, 2,448,992 kg (36.68 %) mutu A3
dan 444,925 kg (6.67 %) mutu B. Getah sebagian besar
dipasok dari tiga BKPH terdekat dengan lokasi PGT, yaitu,
BKPH Salem (39.25 % ) , BKPH Bantarkawung (28.29 %) dan BKPH
Peguyangan (14.85 %) .
Struktur biaya produksi gondorukem dan terpentin di
PGT Winduaji terdiri dari biaya bahan baku (54.35 %) , bahan
penolong proses dan produk (16.64 % ) , bahan bakar,
pelumas dan listrik (7.21 B ) , upah langsung dan tidak
langsung (4.20 % ) , administrasi kantor (0.16 % ) , pemeliharaan
gedung, peralatan dan mesin (2.0 % ) , biaya umum (0.45
%) biaya penghapusan (3.77 %) . Biaya pemasaran (4.10 %)
dan biaya manajemen perusahaan (5.47 %) .
HPP gondorukem dan terpentin pada kondisi komponen
biaya-biaya produksi yang berlaku ternyata masih memberikan
keuntungan yang tinggi bagi Perum Perhutani. Pada
tingkat produksi 8,000 ton profit margin sebesar Rp
1,648,524,974 - Rp 1,677,504,974 atau 46.64 % - 47.46 %
dari biaya produksi total.
Peningkatan jumlah dan mutu getah yang diolah akan
meningkatkan mutu produk yang juga akan meningkatkan
pendapatan PGT Winduaji. Dilain pihak peningkatan jumlah
getah dan mutu yang diolah akan dapat menekan menurunkan
HPP karena beban biaya tetap persatuan produk menjadi
lebih kecil.
Upaya optimalisasi produksi PGT Winduaji dilakukan
melalui perubahan kebijakan penetapan target dan alokasi
penyediaan getah, distribusi dan pengendalian mutu getah
oleh KPH Pekalongan Barat serta penyediaan sarana atau
peralatan untuk pemeliharaan pabrik.
Peningkatan produksi getah dilakukan dengan peningkatan
luas areal sadapan, produktivitas hasil sadapan
melalui insentif bagi penyadap dan pengawas atas jasa
meningkatkan produksi dan mutu getah.</description><date>1995</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/1/R03-01-Mashar-Cover.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/2/R03-02-Mashar-Ringkasan.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/3/R03-03-Mashar-Daftarisi.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>ind</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/4/R03-04-Mashar-Pendahuluan.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/5/Tesis.pdf</identifier><identifier> Mashar, M. Chamin (1995) Analisis produksi dan harga pokok produk gondorukem dan terpentinstudi kasus di pgt winduaji kph pekalongan barat perum perhutani unit i jawa tengah. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor. </identifier><relation>http://lib.sb.ipb.ac.id/</relation><recordID>3615</recordID></dc>
|
language |
ind |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Mashar, M. Chamin |
title |
Analisis produksi dan harga pokok produk gondorukem dan terpentinstudi kasus di pgt winduaji kph pekalongan barat perum perhutani unit i jawa tengah |
publishDate |
1995 |
topic |
Manajemen Produksi dan Operasi |
url |
http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/1/R03-01-Mashar-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/2/R03-02-Mashar-Ringkasan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/3/R03-03-Mashar-Daftarisi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/4/R03-04-Mashar-Pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/5/Tesis.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/3615/ http://lib.sb.ipb.ac.id/ |
contents |
Geladikarya di PGT Winduaji, KPH Pekalongan Barat
bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi PGT Winduaji; menganalisis struktur biaya dan
penentuan harga pokok produk (HPP), serta merumuskan
alternatif pemecahan masalah dan implementasinya. Metode
yang digunakan adalah analisis terhadap laporan-laporan
produksi dan keuangan serta permasalahan dalam pelaksanaan
kegiatan yang diselenggarakan PGT Winduaji.
KPH Pekalongan Barat dengan luas kawasan hutan
40,778.1 Ha dan berupa kelas perusahaan hutan pinus seluas
27,601.3 Ha. Areal produktif untuk sadapan (KU III s/d VI)
ada 16,058.3 Ha dengan perkiraan potensi produksi getah
sebanyak 13,384,432 ton per tahun.
PGT Winduaji yang mempunyai tujuan antara lain memanfaatkan
potensi produksi getah KPH Pekalongan Barat
dibangun tahun 1989 mempunyai kapasitas produksi terpasang
9,000 ton per tahun. Target produksi yang ditetapkan Perum
Perhutani Unit I sejak mulai beroperasi tahun 1990 sampai
dengan tahun 1993 PGT Winduaji baru mencapai 74.18 % dari
kapasitas pabrik.
PGT Winduaji berproduksi 24 hari tiap bulan atau 288
hari pertahun. Produktivitas harian berfluktuasi antara
1.8 ton hingga 43.2 ton per hari, produksi pabrik rata
rata seharusnya 31.25 ton per hari. Rendemen gondorukem
69 .OO %, terpentin 11.25 % dan serasah 2.64 %. Rendemen
gondorukem mutu WW masih rendah, yaitu 43.71 %, selebihnya
mutu WW sebesar 53.76 % dan mutu N sebesar 0.53 %. Produksi
yang rendah karena jatah (alokasi) penyediaan getah
oleh Perum Perhutani yang masih rendah, baru 49.7 % dari
total produksi getah KPH Pekalongan Barat. Fluktuasi produksi
yang tinggi akibat penyediaan, baik jumlah dan mutu
yang tidak teratur.
Produktivitas penyadapan getah di KPH Pekalongan Barat
baru 83.40 % dari luas durol produktif dan jumlah hasil
sadapan sebesar 86.20 % dari target, meskipun target ini
masih 20 %-50 % di bawah hasil penelitian Perhutani dan
Fakultas Kehutanan IPB tahun 1991 sebesar 1.026-1.749
ton/Ha/tahun. Getah yang diterima PGT Wionduaji tahun 1993
terdiri dari 6,230,916 kg (93.33 %) mutu A dan 444,925 kg
(6.67 %) mutu B. Namun menurut kriteria PGT Winduaji getah
tersebut dibedakan menjadi mutu A1 tidak ada, 3,782,213 kg
(56.65 %) getah mutu A2, 2,448,992 kg (36.68 %) mutu A3
dan 444,925 kg (6.67 %) mutu B. Getah sebagian besar
dipasok dari tiga BKPH terdekat dengan lokasi PGT, yaitu,
BKPH Salem (39.25 % ) , BKPH Bantarkawung (28.29 %) dan BKPH
Peguyangan (14.85 %) .
Struktur biaya produksi gondorukem dan terpentin di
PGT Winduaji terdiri dari biaya bahan baku (54.35 %) , bahan
penolong proses dan produk (16.64 % ) , bahan bakar,
pelumas dan listrik (7.21 B ) , upah langsung dan tidak
langsung (4.20 % ) , administrasi kantor (0.16 % ) , pemeliharaan
gedung, peralatan dan mesin (2.0 % ) , biaya umum (0.45
%) biaya penghapusan (3.77 %) . Biaya pemasaran (4.10 %)
dan biaya manajemen perusahaan (5.47 %) .
HPP gondorukem dan terpentin pada kondisi komponen
biaya-biaya produksi yang berlaku ternyata masih memberikan
keuntungan yang tinggi bagi Perum Perhutani. Pada
tingkat produksi 8,000 ton profit margin sebesar Rp
1,648,524,974 - Rp 1,677,504,974 atau 46.64 % - 47.46 %
dari biaya produksi total.
Peningkatan jumlah dan mutu getah yang diolah akan
meningkatkan mutu produk yang juga akan meningkatkan
pendapatan PGT Winduaji. Dilain pihak peningkatan jumlah
getah dan mutu yang diolah akan dapat menekan menurunkan
HPP karena beban biaya tetap persatuan produk menjadi
lebih kecil.
Upaya optimalisasi produksi PGT Winduaji dilakukan
melalui perubahan kebijakan penetapan target dan alokasi
penyediaan getah, distribusi dan pengendalian mutu getah
oleh KPH Pekalongan Barat serta penyediaan sarana atau
peralatan untuk pemeliharaan pabrik.
Peningkatan produksi getah dilakukan dengan peningkatan
luas areal sadapan, produktivitas hasil sadapan
melalui insentif bagi penyadap dan pengawas atas jasa
meningkatkan produksi dan mutu getah. |
id |
IOS3669.3615 |
institution |
Institut Pertanian Bogor |
institution_id |
20 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Sekolah Bisnis |
library_id |
692 |
collection |
Repositori Sekolah Bisnis IPB |
repository_id |
3669 |
subject_area |
Business/Bisnis Marketing, Management of Distribution/Marketing, Manajemen Distribusi |
city |
BOGOR |
province |
JAWA BARAT |
repoId |
IOS3669 |
first_indexed |
2020-03-22T03:42:51Z |
last_indexed |
2020-08-02T08:07:18Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1763211604938194944 |
score |
17.538404 |