Daftar Isi:
  • Pertumbuhan Agroindustri Kelapa Sawit di Indonesia saat ini telah menunjukkan perkembangan yang sangat cepat. Pada tahun 2008, Indonesia telah menjadi produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil) terbesar di dunia dengan produksi 16.900.000 ton. Hal ini membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional, perusahaan pelaku bisnis kelapa sawit dan juga kesejahteraan karyawan dan masyarakat petani kelapa sawit. Oleh karena itu, agroindustri kelapa sawit memegang peranan penting pada perekonomian dan dapat menjadi keunggulan kompetitif Indonesia. Di Indonesia, pengelola perkebunan sawit terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. Luas areal perkebunan besar swasta merupakan yang terbesar dibandingkan yang lainnya. Meningkatkan produktifitas perkebunan besar swasta, akan berdampak besar terhadap produksi nasional. Oleh karena itu, perkebunan besar swasta perlu memiliki perangkat pengukuran kinerja yang tepat, yaitu pengukuran kinerja yang tidak hanya dilakukan berdasarkan ukuran pencapaian aspek keuangan, melainkan juga memperhatikan aspek-aspek non keuangan, Perangkat pengukuran kinerja ini, diharapkan juga merupakan penterjemahan visi dan misi. Sebagaimana perusahaan-perusahaan pada umumnya, PT Bumitama Gunajaya Agro menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan aspek keuangan. Pengukuran kinerja operasional dilakukan berdasarkan ukuran produktifitas dan efisiensi biaya, yang belum terintegrasi dengan visi dan misi perusahaan. Balanced scorecard adalah salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan, yang sistematis dan terintegrasi, sehingga dimensi pengukuran dapat dilakukan secara lebih lengkap. Dalam balanced scorecard, pengukuran kinerja meliputi empat perspektif, yaitu: (1) perspektif keuangan; (2) perspektif pelanggan; (3) perspektif proses bisnis internal dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja merupakan aktifitas yang penting bagi perusahaan. Demikian juga halnya untuk perusahaan perkebunan, karena merupakan investasi jangka panjang. Penanaman modal yang dilakukan pada tahun ini, hasilnya tidak dapat kembali pada tahun anggaran yang sama, oleh karena itu pengukuran kinerja perlu dilakukan secara tepat dan berkesinambungan. Dengan Balanced Scorecard, maka akan dapat ditetapkan terlebih dahulu Indikator Kinerja Utama (IKU) yang mencakup empat perspektif tersebut di atas, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk mengkaji produktifitas dan kinerja. PT Bumitama Gunajaya Agro adalah perusahaan agribisnis yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. Saat ini PT Bumitama Gunajaya Agro beroperasi di empat provinsi yakni Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Luas perkebunan PT Bumitama Gunajaya Agro sampai dengan saat ini adalah 96.000 ha, yang terbagi menjadi 33 unit perkebunan kelapa sawit dan empat pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 255 ton/jam. PT Bumitama Gunajaya Agro memiliki visi “Menjadi Perusahaan Berkelas Dunia”, sedangkan misi perusahaan adalah; (1) memberikan keuntungan bagi pemegang saham (shareholder); (2) memberikan benefit dan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi karyawan dan pemangku kepentingan (stakeholders) dan (3) memberikan sumbang sih bagi bangsa dan negara Indonesia. Untuk mencapai visi dan misi inilah, maka PT Bumitama Gunajaya Agro bermaksud menetapkan pengukuran kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimana PT Bumitama Gunajaya Agro menggunakan visi dan misi perusahaan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam menetapkan sasaran dan evaluasi kinerja perusahaan? (2) Adanya indikator yang lebih tepat untuk mengukur kinerja PT Bumitama Gunajaya Agro, tidak hanya menggunakan perspektif keuangan saja tetapi juga dengan perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan (3) Bagaimana bobot dari masing-masing perspektif dan indikator kinerja utama (IKU) dalam perancangan Balanced Scorecard PT Bumitama Gunajaya Agro?. Sedangkan tujuan penelitian adalah (1) Mengembangkan visi dan misi PT Bumitama Gunajaya Agro dalam sasaran kinerja perusahaan, (2) Menetapkan indikator pengukuran kinerja PT Bumitama Gunajaya Agro sesuai dengan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, (3) Menyusun rancangan pengukuran kinerja PT Bumitama Gunajaya Agro secara menyeluruh melalui pendekatan Balanced Scorecard. Langkah yang ditempuh dalam analisis data adalah sebagai berikut (1) Memformulasikan visi dan misi perusahaan perkebunan PT Bumitama Gunajaya Agro kedalam empat perspektif sekaligus penentuan sasaran kinerjanya, (2) Menetapkan strategi perusahaan perkebunan Bumitama Gunajaya Agro melalui analisis SWOT (4) Menetapkan tolok ukur kinerja (IKU) PT Bumitama Gunajaya Agro, (5) Menganalisa hubungan sebab akibat (cause effect relationship), (6) Membuat peta strategi (strategic map) dan inisiatif strategi berdasarkan hubungan sebab akibat antara IKU dan strategi perusahaan untuk mencapai visi dan misinya, (7) Selanjutnya merekomendasikan penggunaan Balanced Scorecard untuk PT Bumitama Gunajaya Agro. Desain penelitian ini adalah deskriptif, yaitu bersifat pemaparan untuk menggambarkan hal-hal yang ditanyakan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dari sumber asli maupun melalui focus group discussion, sedangkan data sekunder adalah data yang diambil melalui perantara yang digunakan untuk mendukung penelitian. Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi PT Bumitama Gunajaya Agro maka diperoleh strategi perusahaan pada masing-masing perspektif. Strategik untuk perspektif keuangan adalah (1) ekstensifikasi (dengan perluasan areal kebun yang terukur), (2) go-public dan (3) cost leadership sebagai upaya efisiensi. Untuk perspektif pelanggan sasaran strateginya adalah (1) pertahanan daya saing dengan fokus terhadap kualitas produksi, (2) intensifikasi (dengan penetapan standar kerja dan kinerja berskala global), (3) CSR sebagai penopang kemitraan, (4) meningkatkan kerjasama dengan pelaku bisnis untuk berbagi infrastruktur dan (5) pencegahan dan komitmen terhadap inisiatif produksi kelapa sawit yang lestari melalui penerapan prinsip dan kriteria RSPO. Untuk perspektif bisnis internal strateginya adalah (1) riset, inovasi dan continuous improvement, (2) transformasi agroteknologi, (3) sistem informasi dan teknologi untuk meningkatkan efektifitas, (4) pembakuan SOP di setiap lini operasional, (5) pusat keunggulan praktek yang merata (best agricultural practices) dan (6) progresif HR practices. Untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan strateginya adalah (1) learning & development untuk memenuhi kebutuhan SDM melalui mekanisme internal, (2) membangun kehidupan komunitas di perkebunan sebagai upaya community empowerment, (3) commercial dan marketing yang mandiri untuk penetrasi pasar dan (4) integrated industrial estate untuk diversifikasi produksi. Dari hasil Focus Group Discussion diperoleh Indikator Kinerja Utama (IKU) PT Bumitama Gunajaya Agro untuk perspektif keuangan adalah EBITDA, ROA, Debt to EBITDA, EBITDA Margin, Cost Price dan OER (Oil Extraction rate); untuk perspektif pelanggan adalah volumen CPO, CPO & kernel yang berkualitas (Free Fatty Acid & DOBI), survei lintas, luasan (planted) dan volume TBS; IKU untuk perspektif bisnis internal adalah indeks kepatuhan, CPO & kernel/ha, Through put & jam olah, durasi case close, indeks laporan, survei employee satisfaction; IKU untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah pemenuhan MPP (Man Power Planning), indeks kompetensi, turn over karyawan, survey employee satisfaction, ERP (Enterprise Resource Planning) implementation. Berdasarkan IKU yang ditetapkan, kemudian dirumuskan peta jalan (strategy map) dan inisiatif strategik untuk mencapainya. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah (1) teknologi informasi, (2) meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan (3) menjaga kualitas organisasi yang ketiganya diharapkan mampu menciptakan keunggulan operasional dan keunggulan manajemen sebagai sasaran pada perspektif bisnis internal. Selanjutnya dengan tercapainya sasaran pada perspektif bisnis internal diharapkan (1) kualitas, (2) kecepatan dan ketepatan serta (3) kerjasama & kepuasan akan terjaga dimana ketiganya adalah sasaran pada perspektif pelanggan. Pada akhirnya akan (1) meningkatkan pendapatan, (2) mengurangi biaya/cost sehingga (3) menciptakan keuntungan pada perusahaan dimana ketiganya merupakan sasaran pada perspektif keuangan. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti menyarankan beberapa hal yaitu: (1) Pendekatan balanced scorecard dapat digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan, termasuk agribisnis. (2) Pendekatan balanced scorecard dapat mengukur kinerja perusahaan secara lengkap, karena sudah mempertimbangkan perspektif financial dan non-financial (pelanggan, bisnis internal, pembelajaran & pertumbuhan). Hubungan kausalitas kinerja perusahaan hanya akan tercipta jika seluruh karyawan memahami visi dan misi perusahaan. Peneliti menyarankan agar perusahaan menanamkan sejak dini dan selalu mengingatkan kembali tentang visi, misi dan strategi perusahaan kepada seluruh karyawan.