Daftar Isi:
  • Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Indonesia dan memiliki kontribusi yang besar yang terlihat dalam dominasi ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dalam struktur penerimaan negara dari sektor nonmigas. Kegiatan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO akan menghasilkan bahan yang tidak termanfaatkan seperti limbah padat berupa tandan kosong (TKS), fiber/sabut, cangkang sawit dan limbah cair. Limbah cair tersebut merupakan sumber pencemar potensial yang dapat memberikan dampak serius bagi lingkungan bila tidak ditangani dengan baik. Namun sebaliknya, pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit yang tepat dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi perusahaan maupun terhadap lingkungan. PT. XYZ merupakan perusahaan yang memiliki kebun kelapa sawit dengan kapasitas pabrik 60 ton/jam. Kapasitas produksi PKS tersebut menghasilkan limbah cair sebesar 36-48 m3/jam, dan bila pabrik beroperasi 16-18 jam/hari maka pabrik akan menghasilkan limbah cair sebesar 576-864 m3/hari. PT. XYZ selama ini baru memanfaatkan 45% limbah cair yang dihasilkannya untuk pupuk organik, sedangkan 55% disimpan di kolam penampungan dan menjadi tidak termanfaatkan. Limbah cair di kolam penampungan yang tidak dimanfaatkan berpotensi dalam kerusakan lingkungan, sehingga PT. XYZ harus melakukan pengembangan pengolahan limbah cair untuk mengurangi kerusakan lingkungan serta mendapatkan manfaat lebih dari pemanfaatan limbah cair yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk 1) Menggambarkan proses pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit PT. XYZ; 2) Menganalisis faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang mempengaruhi perkembangan pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit di PT. XYZ; dan 3) Merumuskan strategi alternatif dan prioritasnya bagi PT. XYZ dalam pengembangan pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di PT. XYZ dan dilakukan selama enam bulan mulai November 2013 hingga April 2014. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka, wawancara secara langsung dengan responden ahli dan memiliki kompetensi di bidang yang dikaji, kemudian observasi atau pengamatan secara langsung pada obyek penelitian, serta pengisian kuesioner yang terdiri dari tiga tahap dan perhitungan matriks IFE dan EFE yakni dengan pemberian skor oleh para responden untuk kemudian dilakukan tabulasi skor rata-rata guna menetapkan bobot untuk faktor internal dan faktor eksternal. Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan contoh tanpa peluang (non probability sampling) dengan penentuan responden secara sengaja (purposive sampling) melalui pendekatan expert judgement. Adapun teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis deskriptif, analisis faktor eksternal dan internal, analisis SWOT, dan penyusunan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil kajian deskriptif mengenai identifikasi proses pengolahan limbah cair di PT. XYZ menunjukkan bahwa terdapat empat tahapan dalam proses pengolahan limbah cair, yakni: 1) Fat Pit (Kolam Perangkat Minyak); 2) Cooling Pond (Kolam Pendingin); 3) Aerobic Pond (Kolam Aerobik); dan 4) Settling Pond atau area pengendap akhir. Adapun untuk identifikasi dari faktor strategis internal dan eksternal, didapatkan hasil bahwa terdapat tujuh faktor strategis internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, meliputi: 1) Kepastian pasokan bahan baku; 2) Sumber daya manusia yang handal; 3) Nilai yang ekonomis dan ramah lingkungan; 4) Kapasitas tampung kolam limbah yang luas; 5) Kurangnya perawatan instalasi pengolahan limbah; 6) Tidak tersedianya anggaran dalam pengembangan pengolahan limbah; dan 7) Belum maksimalnya pemanfaatan limbah. Untuk identifikasi faktor strategis eksternal, didapatkan hasil bahwa terdapat tujuh faktor strategis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman, meliputi: 1) Adanya regulasi tentang pengolahan limbah dan pemanfaatan energi terbarukan; 2) Adanya program pengembangan budidaya kelapa sawit berkelanjutan (ISPO: Indonesia Sustainable Palm Oil); 3) Meningkatnya perkembangan teknologi pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit; 4) Meningkatnya permintaan energi dunia dan kecenderungan berkurangnya ketersediaan energi dari fosil; 5) Proses perizinan yang lama dari pemerintah daerah; 6) Tersedianya energi alternatif terbarukan yang murah (cangkang); dan 7) Tingkat kesadaran penggunaan energi alternatif yang masih rendah. Berdasarkan hasil dari matriks evaluasi faktor internal, dari empat faktor kekuatan PT. XYZ kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah adanya prospek pengembangan limbah cair yang ekonomis dan ramah lingkungan, sedangkan dari tiga faktor kelemahan yang dimiliki PT. XYZ, kelemahanya utama perusahaan adalah tidak tersedianya anggaran dalam pengembangan pengolahan limbah. Total skor terbobot adalah 3.061 yang berarti posisi internal PT. XYZ cukup kuat sehingga mampu bersaing dengan perusahaan di industri sejenis. Berdasarkan hasil evaluasi faktor eksternal dapat dilihat bahwa dari empat faktor peluang yang ada, peluang yang harus diprioritaskan untuk ditindaklanjuti adalah program pengembangan budidaya kelapa sawit berkelanjutan (ISPO : Indonesia Sustainable Palm Oil), sedangkan dari tiga faktor ancaman, hal yang harus diprioritaskan untuk ditangani adalah tersedianya energi alternatif terbarukan yang murah (cangkang). Total skor terbobot adalah 3.000 yang berarti PT. XYZ cukup responsif terhadap isu-isu strategik eksternal tersebut. Berdasarkan analisis SWOT, didapatkan hasil berupa 3 strategi SO (Strength – Opportunity), 2 strategi WO (Weakness – Opportunity), 1 Strategi ST (Strength – Threat) dan 1 strategi WT (Weakness – Threat). Berdasarkan hasil analisis QSPM, prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah 1) Mengembangkan konsep eliminasi limbah; 2) Bekerjasama dengan Direktorat Pengolahan dan Pemanfaatan Hasil Pertanian (PPHP) untuk pendampingan pada proses pengolahan limbah cair; 3) Menganggarkan dana untuk program pengembangan pengolahan limbah cair; 4) Mengadakan program sosialisasi kepada seluruh stake holder tentang pengolahan limbah cair menjadi biogas; 5) Membangun instalasi pembangkit listrik tenaga biogas dari limbah cair; dan 6) Memperbaiki sistem manajemen pengolahan limbah; dan 7) Meningkatkan kesadaran pemanfaatan energi terbarukan yang berasal dari limbah cair.