Manajemen risiko di perusahaan beton (studi kasus unit readymix pt.beton indonesia)
Main Author: | Akbar, Muammar Tawaruddin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.sb.ipb.ac.id/2146/1/R48-01-Muammar-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2146/2/R48-02-Muammar-Ringkasan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2146/3/R48-03-Muammar-Summary.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2146/4/R48-04-Muammar-Daftarisi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2146/5/R48-05-Muammar-Pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2146/ http://elibrary.mb.ipb.ac.id |
Daftar Isi:
- Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu menyiapkan diri karena perusahaan-perusahaan multinasional khususnya di kawasan ASEAN dapat masuk dengan bebas dan ikut bersaing memperebutkan pasar Indonesia. Hal ini akan memberikan perubahaan pada lingkungan bisnis yang akan berdampak pada manajemen strategik suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk meningkatkan daya saing dan siap menghadapi berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi. PT Beton Indonesia (PT BI) sebagai perusahaan yang bergerak di industri konstruksi memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi seperti risiko ketersediaan dan kualitas bahan baku, risiko peralatan, risiko tenaga kerja, risiko kontraktual, risiko manajemen dan risiko lainnya. Selain risiko internal, industri konstruksi juga dipengaruhi lingkungan eksternal seperti risiko politik, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Risiko tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, namun dapat juga memberikan dampak negatif yang mengancam keberlangsungan perusahaan. Faktor-faktor risiko ini perlu diidentifikasi dan dianalisa sebaik mungkin agar faktor risiko yang tidak diharapkan dapat diantisipasi dan diminimalisir. Untuk menjaga pertumbuhan perusahaan, PT BI harus dapat meningkatkan kapabilitas dan daya saing dalam mengantisipasi segala macam perubahan dan risiko. Pada dasarnya manajemen risiko sudah diterapkan oleh PT BI, namun manajemen risiko masih bersifat konvensional dan hanya terbatas pada masing-masing fungsional saja. Risiko yang dikelola pada skala fungsional/departemen dan terisolasi biasa disebut dengan “silo mentality”. Manajemen risiko yang ter-“silo” terbukti tidak efektif mengingat kompleksitas risiko. Perusahaan memang dapat menghitung expected risk, namun semakin banyak faktor eksternal (ekonomi, sosial budaya, politik, kebijakan pemerintah, dll) maka cenderung akan memperbesar munculnya unexpected risk. Komponen unexpected risk yang besar akan sulit teridentifikasi secara individual karena keterbatasan kemampuan serta keahlian seseorang/departemen tertentu. Pada penerapan manajemen risiko yang terintegrasi, identifikasi risiko diharapkan dapat berjalan lebih efektif karena adanya integrasi dari seluruh bagian perusahaan. Risiko yang dikelola secara terintegrasi akan lebih menjamin sasaran perusahaan tercapai dan perusahaan mempunyai keunggulan bersaing. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi risiko secara terintegrasi di PT BI, (2) mengukur dan memetakan tingkat risiko yang dihadapi PT BI dan (3) memberikan saran perlakuan atau respon risiko yang diperlukan PT BI. Penelitian ini menerapkan ERM di PT BI dengan mengidentifikasi risiko berdasarkan dokumen proses bisnis perusahaan dan wawancara/kuesioner kepada para karyawan internal perusahaan yang terlibat langsung dalam dokumen proses bisnis readymix PT BI. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kerangka kerja ERM-COSO sebagai acuan dalam menerapkan ERM. Proses utama manajemen risiko diawali dengan mengidentifikasi semua risiko yang dihadapi perusahaan. Risiko yang telah teridentifikasi lalu diukur berdasarkan kriteria tingkat dampak dan kemungkinan. Risiko terukur lalu dipetakan agar terlihat tingkatan risikonya terhadap perusahaan. Saran berupa respon risiko diberikan kepada setiap tingkatan risiko yang disesuaikan dengan prioritas dan selera risiko perusahaan. Dalam penelitian ini total risiko yang teridentifikasi berjumlah 60 puluh risiko dengan rincian 59 risiko berasal dari identifikasi peneliti dengan acuan dokumen proses bisnis unit readymix PT BI dan satu risiko merupakan tambahan risiko yang teridentifikasi dari responden. Risiko yang teridentifikasi terbagi kedalam empat divisi dalam unit readymix PT BI yaitu divisi pemasaran berjumlah 13 risiko, divisi produksi berjumlah 33 risiko, divisi keuangan berjumlah tujuh risiko (termasuk satu risiko tambahan) dan divisi akutansi berjumlah tujuh risiko. Tingkat risiko setiap risiko teridentifikasi dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori negligible, acceptable, undesirable dan unacceptable. Risiko yang masuk kategori negligible berjumlah 12 risiko, kategori acceptable berjumlah 25 risiko, kategori undesirable berjumlah 12 risiko, katehori unacceptable berjumlah satu risiko dan 10 risiko yang tidak dapat dinilai karena tidak tersedia data yang cukup. Respon risiko yang disarankan adalah dengan menghindari risiko (risk avoidance) atau mentransfer risiko (risk transfer) untuk risiko yang masuk ke dalam kategori unacceptable dan undesirable, mengurangi risiko (risk reduction) untuk risiko yang masuk kedalam kategori acceptable dan Menerima risiko (risk acceptable) untuk risiko yang masuk kedalam kategori negligible. Respon risiko berupa mengurangi risiko adalah alternatif yang paling banyak dilakukan. Pada kategori risiko negligible walaupun dapat diabaikan, namun tetap diberikan respon risiko untuk mencegah risko tersebut berkembang menjadi lebih besar. Risiko yang tidak dapat dinilai (N/A) juga tetap diberikan respon risiko yang mungkin baik untuk dilakukan meskipun tidak ada tingkat risiko secara pasti.