ctrlnum 1943
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/</relation><title>Analisis faktor-faktor penyebab kredit menunggak di swamitra cabang bogor</title><creator>Lestari, Hesti</creator><subject>Manajemen Keuangan</subject><description>Segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai andil yang sangat besar menjaga eksistensi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan. Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, segmen UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi hal tersebut. Hal ini dikarenakan UMKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah UMKM setiap tahunnya. UMKM mempunyai peranan yang sangat signifikan baik terhadap penyediaan lapangan kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tingkat penyerapan tenaga kerja di atas 97 persen atau sekitar 99 juta orang menjadikan sektor UMKM sebagai sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia pada umumnya. Berdasarkan data tahun 2010, sekitar 99 persen dari jumlah unit usaha di Indonesia berskala UMKM dan dengan demikian, UMKM sangat berpotensi dalam meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Besaran proporsi Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor UMKM mencapai angka sekitar Rp. 3,466 triliun atau 57,12 persen dari PDB nasional. Berdasarkan sensus UMKM tahun 2006 ternyata sebagian besar UMKM melakukan usahanya dengan modal sendiri tercatat ada 84,4%, sementara hanya 15,6% UMKM yang melakukan pinjaman dari pihak lain. Hal ini menandakan bahwa pasar kredit untuk usaha mikro dan kecil masih cukup besar sehingga mendorong banyak bank untuk terjun ke segmen kredit UMKM. Salah satu bank yang terjun ke segmen UMKM adalah bank Bukopin yang mengembangkan konsep Swamitra. Jumlah dana yang disalurkan oleh Swamitra semakin meningkat diiringi oleh meningkatnya tingkat Bad Debt Ratio (BDR). Peningkatan BDR dikarenakan banyaknya jumlah anggota Swamitra yang menunggak sehingga mempengaruhi nilai sisa hasil usaha.&#xD; Untuk itu, penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama Menganalisis kesesuaian prosedur pelaksanaan penyaluran kredit yang dilakukan oleh Swamitra Bank Bukopin cabang Bogor. Selanjutnya, bagian kedua Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan pengembalian kredit Swamitra bank Bukopin cabang Bogor.&#xD; Bagian pertama penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan terhadap Form Evaluasi Pinjaman, 100% pinjaman yang diberikan oleh Swamitra kepada debitur sudah diproses sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Swamitra. Debitur yang telah mendapatkan kredit tidak semuanya mendapatkan pembinaan dan monitoring. Nasabah yang diberikan pembinaan dan monitoring hanya sebesar 30%, sedangkan sisanya sebesar 70% tidak dilakukan pembinaan dan monitoring. Hampir seluruh peminjaman yang tidak dilakukan pembinaan dan monitoring memiliki kualitas pinjaman yang lancar sedangkan yang dilakukan pembinaan dan monitoring hampir seluruhnya memiliki kualitas pinjaman yang tidak lancar. Selain pembinaan dan monitoring, hal yang paling penting adalah masalah penagihan kredit. Berdasarkan penelitian dari form evaluasi pinjaman, hampir sebagian besar cara penagihan yang dilakukan oleh A/O Swamitra tidak dilakukan penagihan setiap hari, melainkan hanya pada saat jatuh tempo dan hanya diingatkan melalui telepon. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah peminjan sementara jumlah pembina kredit terbatas, disamping itu, jarak antara tempat usaha dengan Swamitra menjadi kendala untuk dilakukan penagihan setiap hari. Penagihan yang dilakukan setiap hari hanya sebesar 26% sedangkan sisanya hanya dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo yaitu sebesar 74%.&#xD; Pada bagian kedua penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan hasil output regresi logistik terhadap beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi penyebab kredit menuggak di Swamitra cabang Bogor yaitu tingkat pendidikan, jaminan, lama usaha, reputasi usaha, usia, administrasi usaha, tempat tinggal, tempat usaha, laba/kewajiban, laba/bunga, dana sendiri, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rekomendasi, ternyata yang berpengruh signifikan adalah variabel usia, administrasi usaha, dana sendiri, perputaran persediaan dan rekomendasi. Variabel-variabel yang berpengaruh tersebut, harus dijadikan acuan awal dalam pemberian kredit. &#xD; </description><date>2014</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/1/E39-01-Hesti-Cover.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/2/E39-02-Hesti-Summary.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/3/E39-03-Hesti-Ringkasan.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/4/E39-04-Hesti-Daftarisi.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/5/E39-05-Hesti-Pendahuluan.pdf</identifier><identifier> Lestari, Hesti (2014) Analisis faktor-faktor penyebab kredit menunggak di swamitra cabang bogor. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor. </identifier><relation>http://elibrary.mb.ipb.ac.id</relation><recordID>1943</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
File:application/pdf
File
author Lestari, Hesti
title Analisis faktor-faktor penyebab kredit menunggak di swamitra cabang bogor
publishDate 2014
topic Manajemen Keuangan
url http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/1/E39-01-Hesti-Cover.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/2/E39-02-Hesti-Summary.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/3/E39-03-Hesti-Ringkasan.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/4/E39-04-Hesti-Daftarisi.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/5/E39-05-Hesti-Pendahuluan.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/1943/
http://elibrary.mb.ipb.ac.id
contents Segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai andil yang sangat besar menjaga eksistensi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan. Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, segmen UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi hal tersebut. Hal ini dikarenakan UMKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah UMKM setiap tahunnya. UMKM mempunyai peranan yang sangat signifikan baik terhadap penyediaan lapangan kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tingkat penyerapan tenaga kerja di atas 97 persen atau sekitar 99 juta orang menjadikan sektor UMKM sebagai sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia pada umumnya. Berdasarkan data tahun 2010, sekitar 99 persen dari jumlah unit usaha di Indonesia berskala UMKM dan dengan demikian, UMKM sangat berpotensi dalam meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Besaran proporsi Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor UMKM mencapai angka sekitar Rp. 3,466 triliun atau 57,12 persen dari PDB nasional. Berdasarkan sensus UMKM tahun 2006 ternyata sebagian besar UMKM melakukan usahanya dengan modal sendiri tercatat ada 84,4%, sementara hanya 15,6% UMKM yang melakukan pinjaman dari pihak lain. Hal ini menandakan bahwa pasar kredit untuk usaha mikro dan kecil masih cukup besar sehingga mendorong banyak bank untuk terjun ke segmen kredit UMKM. Salah satu bank yang terjun ke segmen UMKM adalah bank Bukopin yang mengembangkan konsep Swamitra. Jumlah dana yang disalurkan oleh Swamitra semakin meningkat diiringi oleh meningkatnya tingkat Bad Debt Ratio (BDR). Peningkatan BDR dikarenakan banyaknya jumlah anggota Swamitra yang menunggak sehingga mempengaruhi nilai sisa hasil usaha. Untuk itu, penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama Menganalisis kesesuaian prosedur pelaksanaan penyaluran kredit yang dilakukan oleh Swamitra Bank Bukopin cabang Bogor. Selanjutnya, bagian kedua Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegagalan pengembalian kredit Swamitra bank Bukopin cabang Bogor. Bagian pertama penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan terhadap Form Evaluasi Pinjaman, 100% pinjaman yang diberikan oleh Swamitra kepada debitur sudah diproses sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Swamitra. Debitur yang telah mendapatkan kredit tidak semuanya mendapatkan pembinaan dan monitoring. Nasabah yang diberikan pembinaan dan monitoring hanya sebesar 30%, sedangkan sisanya sebesar 70% tidak dilakukan pembinaan dan monitoring. Hampir seluruh peminjaman yang tidak dilakukan pembinaan dan monitoring memiliki kualitas pinjaman yang lancar sedangkan yang dilakukan pembinaan dan monitoring hampir seluruhnya memiliki kualitas pinjaman yang tidak lancar. Selain pembinaan dan monitoring, hal yang paling penting adalah masalah penagihan kredit. Berdasarkan penelitian dari form evaluasi pinjaman, hampir sebagian besar cara penagihan yang dilakukan oleh A/O Swamitra tidak dilakukan penagihan setiap hari, melainkan hanya pada saat jatuh tempo dan hanya diingatkan melalui telepon. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah peminjan sementara jumlah pembina kredit terbatas, disamping itu, jarak antara tempat usaha dengan Swamitra menjadi kendala untuk dilakukan penagihan setiap hari. Penagihan yang dilakukan setiap hari hanya sebesar 26% sedangkan sisanya hanya dilakukan penagihan pada saat jatuh tempo yaitu sebesar 74%. Pada bagian kedua penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan hasil output regresi logistik terhadap beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi penyebab kredit menuggak di Swamitra cabang Bogor yaitu tingkat pendidikan, jaminan, lama usaha, reputasi usaha, usia, administrasi usaha, tempat tinggal, tempat usaha, laba/kewajiban, laba/bunga, dana sendiri, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rekomendasi, ternyata yang berpengruh signifikan adalah variabel usia, administrasi usaha, dana sendiri, perputaran persediaan dan rekomendasi. Variabel-variabel yang berpengaruh tersebut, harus dijadikan acuan awal dalam pemberian kredit.
id IOS3669.1943
institution Institut Pertanian Bogor
institution_id 20
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Sekolah Bisnis
library_id 692
collection Repositori Sekolah Bisnis IPB
repository_id 3669
subject_area Business/Bisnis
Marketing, Management of Distribution/Marketing, Manajemen Distribusi
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3669
first_indexed 2016-11-17T00:05:38Z
last_indexed 2016-11-17T00:05:38Z
recordtype dc
_version_ 1763211591383252992
score 17.538404