Daftar Isi:
  • Kemajuan teknologi, terbukanya perdagangan bebas, persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong setiap perusahaan, termasuk PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), untuk melakukan perubahan agar dapat bertahan, bahkan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Pada bulan Oktober 2007, terjadi beberapa perubahan yang cukup besar di PT. RNI, diantaranya terjadi pergantian direksi, meliputi direktur utama sampai dengan jajaran setingkat asisten deputi direktur. Selain melakukan pergantian kepemimpinan, PT. RNI juga melakukan perampingan struktur organisasi dan perubahan orientasi nilai-nilai budaya organisasi yang kesemuanya itu salah satunya ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak manajemen kantor pusat PT. RNI, selama ini belum pernah dilakukan survei ataupun penelitian tentang kepemimpinan dan kepuasan kerja, baik dari pihak perusahaan maupun pihak luar, sehingga dapat diduga bahwa pihak perusahaan belum mengetahui dan menerapkan gaya kepemimpinan yang mampu menciptakan kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja para karyawan. Selain itu, berdasarkan observasi dan wawancara pra penelitian dengan beberapa karyawan, dapat diduga bahwa kinerja karyawan belum optimal. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya karyawan merasa atasan cenderung mengandalkan beberapa bawahan, sehingga hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan karyawan yang lain. Selain itu, terdapat perasaan tidak puas dari beberapa karyawan mengenai perlakuan pimpinan divisi yang berbeda terhadap karyawan. Beberapa karyawan menganggap atasan pilih kasih terhadap karyawan dan hanya membangun hubungan yang baik dengan beberapa karyawan saja. Kondisi ini jika dibiarkan dapat menimbulkan keretakan dalam organisasi dan dapat mengganggu kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penerapan gaya kepemimpinan yang efektif merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PT. RNI dalam rangka menciptakan kepuasan kerja karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja karyawan. Perkembangan lingkungan bisnis menuntut pemimpin dan kepemimpinan PT. RNI yang solid, yang mampu mengantisipasi perkembangan bisnis masa depan. Kepemimpinan baru di tubuh PT. RNI diharapkan mampu mengembangkan langkah-langkah kebijakan, sistem kelembagaan, dan manajemen perusahaan yang relevan dengan kompleksitas perkembangan, permasalahan dan tantangan yang dihadapi, baik pada tataran nasional maupun internasional. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja di kantor pusat PT. RNI?; (2) apakah terdapat perbedaan persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja antar divisi di kantor pusat PT. RNI?; (3) bagaimana hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja dan kinerja karyawan, serta hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI?; dan (4) bagaimana strategi gaya kepemimpinan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI?. Sementara itu, tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja di kantor pusat PT. RNI; (2) menganalisis perbedaan persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja antar divisi di kantor pusat PT. RNI; (3) menganalisis hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan kantor pusat PT. RNI; (4) menganalisis hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI; (5) menganalisis hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI; dan (6) merumuskan strategi gaya kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI. Penelitian ini dibatasi pada persepsi seluruh karyawan kantor pusat PT. RNI (kecuali satpam, cleaning service, dan supir) terhadap gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja di setiap divisi. Pemimpin yang dinilai oleh responden dalam penelitian ini adalah Deputi Direktur sebagai pimpinan tertinggi divisi. Penelitian dilakukan di kantor pusat PT. RNI dengan metode deskriptif dan studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sensus dan jumlah responden yang berhasil diambil yaitu sebanyak 100 responden selama penelitian berlangsung. Data dianalisis dengan analisis rataan skor, uji Kruskal Wallis dan analisis korelasi Rank Spearman. Analisis rataan skor digunakan untuk mengetahui persepsi responden mengenai gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk mengetahui perbedaan persepsi responden mengenai gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan antar divisi. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat seberapa kuat hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja, seberapa kuat hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan, dan seberapa kuat hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis rataan skor, persepsi responden terhadap semua indikator gaya kepemimpinan adalah sama, yaitu baik. Hal ini mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan telling, selling, participating, dan delegating telah diterapkan dengan baik oleh semua Deputi Direktur di tiap-tiap divisi. Sementara itu, hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan antar divisi. Perbedaan persepsi karyawan disebabkan oleh karakteristik pekerjaan, beban kerja, dan tingkat kesulitan kerja di setiap divisi berbeda. Gaya participating merupakan gaya kepemimpinan yang cenderung diterapkan oleh para Deputi Direktur dalam memimpin para bawahannya. Hal ini terlihat dari dominannya gaya tersebut diterapkan oleh tiga Deputi Direktur, yaitu Deputi Direktur Sekretariat Korporasi, Keuangan Korporasi, dan Satuan Pengawasan Internal. Sementara itu, Deputi Direktur Pengembangan, Produksi, serta divisi SDM dan Umum masing-masing lebih cenderung bergaya delegating, telling, dan selling. Hasil analisis rataan skor mengenai kepuasan kerja dan kinerja menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai kepuasan kerja dan kinerja masing-masing adalah puas dan baik, artinya karyawan saat ini sudah merasa puas dan baik dalam bekerja. Indikator tanggungjawab dan pengembangan pribadi merupakan indikator-indikator kepuasan kerja yang dipersepsikan paling baik oleh seluruh karyawan karena nilai rataan skor kedua indikator tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai rataan skor indikator kepuasan kerja lainnya, sedangkan kualitas output dan sikap kooperatif merupakan indikator-indikator kinerja yang dipersepsikan paling baik oleh seluruh karyawan dibandingkan dengan indikator kinerja lainnya. Disamping itu, hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi karyawan mengenai kepuasan kerja dan kinerja karyawan antar divisi. Hal ini disebabkan oleh sistem reward dan punishment, serta sistem manajemen kinerja yang diberlakukan sama kepada setiap divisi. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang positif dan nyata dengan kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Hubungan gaya delegating dengan indikator kepuasan kerja pengakuan memiliki nilai korelasi paling besar, sehingga gaya delegating paling direkomendasikan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, terutama pada aspek pengakuan. Selain itu, gaya delegating memiliki korelasi yang paling banyak dengan indikator-indikator kinerja karyawan dibandingkan dengan gaya-gaya kepemimpinan yang lain. Sementara itu, gaya selling memiliki nilai korelasi paling besar dengan kinerja karyawan pada aspek kehadiran, sehingga gaya selling juga direkomendasikan kepada pihak manajemen PT. RNI untuk diterapkan agar kinerja karyawan dapat meningkat. Hasil analisis korelasi juga menunjukkan bahwa gaya participating memiliki hubungan yang positif dan nyata dengan seluruh indikator kepuasan kerja, sehingga gaya participating juga direkomendasikan kepada pihak manajemen kantor pusat PT. RNI agar tetap dipertahankan oleh para pemimpin di setiap divisi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Meskipun hubungan tersebut termasuk dalam kategori lemah, pihak manajemen kantor pusat PT. RNI, terutama para Deputi Direktur diharapkan memberikan perhatian khusus mengenai perlunya tercipta kepuasan kerja yang akan berakibat meningkatnya kinerja karyawan. Jika mengacu pada hasil analisis rataan skor dan hasil analisis korelasi Rank Spearman, dapat direkomendasikan kepada pihak manajemen kantor pusat PT. RNI bahwa kombinasi gaya delegating, gaya participating, dan gaya selling merupakan rekomendasi gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh para pimpinan kantor pusat PT. RNI karena kombinasi ketiga gaya tersebut mampu menciptakan kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja karyawan. Kesimpulan penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan kinerja karyawan kantor pusat PT. RNI.