Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara agraris, salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia adalah sektor perkebunan terutama dalam perkebunan kelapa sawit. Berkembangnya industri kelapa sawit menjadikan persaingan antara perusahaan makin ketat dan makin kompetitif. Perusahaan harus meningkatkan daya saingnya untuk dapat berkembang dan untuk keberlangsungan perusahaan tersebut. Untuk mampu berdaya saing dalam industri kelapa sawit perlu diperhatikan rantai nilainya karena masing-masing aktor yang berperan dalam rantai nilai mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk lebih kompetitif. Pendekatan rantai nilai merupakan salah satu teknik yang holistik untuk meningkatkan kemapuan perusahaan untuk berdaya saing. PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) adalah perusahaan dibidang industri kelapa sawit. Ada beberapa masalah yang dihadapi PT BGA dari rantai nilai yang ada, dan faktor eksternal yaitu masalah mengenai fluktuatifnya harga CPO, isu perkebunan sawit yang merusak lingkungan, peningkatan produksi yang kurang karena produktivitas, pengembangan areal dan pengoptimalan hasil produksi hilir. Masalah internal yang yang dialami perusahaan PT BGA yaitu mengenai transparasi perizinan karena belum jelasnya RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) terutama di wilayah Kalimatan, keaslian bibit kelapa sawit, penggunaan tenaga kerja lokal, rendemen CPO yang dihasilkan, kemitraan dengan masyarakat lokal dan masalah sosial dengan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yakni : (1) Bagaimana rantai nilai pada PT.BGA, (2) Apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi PT.BGA, (3) Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT.BGA, (4) Strategi bersaing apa yang dapat digunakan PT.BGA dalam rangka persaingan di industri kelapa sawit. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, yakni: (1) Mendeskripsikan rantai nilai PT.BGA, (2) Menganalisa peluang dan ancaman dalam rantai nilai yang dihadapi oleh PT.BGA, (3) Menganalisa kekuatan dan kelemahan dalam rantai nilai yang ada pada PT.BGA, dan (4) Merumuskan strategi bersaing yang dapat digunakan oleh PT.BGA dalam bersaing. Penelitian dilakukan di PT. BGA. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan deskriptif melalui studi kasus. Pendekatan dilakukan melalui indepth interview dengan pihak yang terlibat. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang berasal dari internal perusahaan atau eksternal perusahaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, diskusi dan wawancara serta studi pustaka. Untuk responden faktor internal eksternal dan analisis persaingan industri dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Perumusan strategi didasarkan pada rantai nilai kelapa sawit, kemudian diidentifikasikan kembali dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal melalui manajemen, pemasaran, keuangan, produk, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen. Analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui faktor politik, ekonomi, sosial, lingkungan dan teknologi yang berpengaruh kepada persaingan bisnis industri kelapa sawit. Hasil dari analisis internal dan eksternal disajikan dalam matriks IFE dan EFE. Dengan nilai yang dihasilkan pada matriks IFE dan EFE, kemudian dilakukan analisis matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan di dalam industri kelapa sawit. Setelah didapatkan alternatif strategi dari kondisi internal dan eksternal melalui matriks IE, maka direkomendasikan atas prioritas alternatif strategi yang terpilih berdasarkan nilai daya tarik manajemen dengan Analisis QSPM dan implementasi prioritas strategi yang terpilih diserahkan kepada PT. BGA. Berdasarkan rantai nilai kelapa sawit dapat didentifikasikan aktor-aktor dalam PT.BGA yaitu perusahaan benih, perusahaan pupuk, perkebunan, pabrik kelapa sawit, pemerintah, trader dan faktor pendukung. Aktor yang berperan penting dalam rantai nilai kelapa sawit PT.BGA yaitu pemerintah dan perlu meningkatkan faktor pendukung berupa komunikasi dan koordinasi. Berdasarkan hasil analisis faktor lingkungan internal, dapat diidentifikasikan kekuatan dan kelemahan PT BGA. Kekuatan PT.BGA adalah memiliki sumber daya manusia yang baik, program kemitraan perusahaan, modal dan keuangan yang kuat, riset dan pengembangan yang baik, CSR dalam perusahaan. Sedangkan kelemahan perusahaan adalah prosedur dan birokrasi perusahaan, koordinasi dan komunikasi perusahaan, lokasi kebun yang cukup jauh, produksi dan operasi perusahaan, kurang efisiensi. Sedangkan hasil analisis faktor eksternal, dapat diidentifikasi peluang dan ancaman dari luar lingkungan PT BGA. Peluang perusahaan adalah kebijakan pemerintah yang kuat, prospek CPO yang baik, ketersediaan lahan yang cukup, iklim dan lingkungan alam yang sesuai, dan RSPO. Sedangkan ancaman perusahaan adalah peraturan pemerintah, jumlah kompetitor, masalah sosial, produk substitusi minyak sawit, dan kurangnya infrastruktur. Berdasarkan analisis faktor strategis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, posisi perusahaan PT BGA berada pada kuadran V yaitu pada posisi hold dan maintain atau area di mana perusahaan sudah berada dalam kondisi kinerja di atas rata-rata dengan total nilai internal 2,87 dan total nilai eksternal 2,84. Posisi tersebut menyatakan bahwa perusahaan membutuhkan upaya pengembangan produk untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan untuk bertahan di pasar dan pengembangan pemasaran yang intensif. Rekomendasi urutan prioritas strategi yang dapat diterapkan PT BGA adalah dengan membangun pabrik Palm kernel Oil menerapkan ISO 14001untuk menghasilkan minyak biji kernel dengan prioritas strategi pertama dengan memanfaatkan modal dan keuangan yang cukup baik serta dukungan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur yang memadai. Prioritas strategi kedua adalah pengembangan pemasaran CPO dengan memasarkan langsung ke user dengan sertifikasi RSPO. Hal ini perlu didukung dengan membangun jalur pemasaran dan ketersediaan CPO yang dimiliki perusahaan. Prioritas strategi ketiga adalah membangun pabrik oleochemical untuk pengolahan CPO lebih lanjut dengan menerapkan ISO 14001. hal ini perlu di dukung oleh keuangan yang cukup kuat, infrastruktur yang tersedia dan pasokan CPO yang berkelanjutan.