Daftar Isi:
  • Kopi (Coffea sp) merupakan komoditas perkebunan yang memiliki prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain itu kopi merupakan komoditi ekspor yang sangat potensial. Berdasarkan data statistik perkebunan Indonesia tahun 2010-2014 yang dikeluarkan oleh Ditjenbun tahun 2011, luas lahan komoditi kopi sampai dengan tahun 2010 adalah 1.210.365 Ha, dari luasan tersebut 96% merupakan Perkebunan Rakyat, 2% Perkebunan Besar Swasta dan 2% Perkebunan besar negara. Direktorat Jenderal Perkebunan cq Direktorat Perlindungan Perkebunan sejak tahun 1997 mengadakan suatu program pelatihan bagi petani yang disebut Sekolah Lapang Pengendalian Terpadu (SLPHT). Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian petani/kelompok tani dalam menganalisis data dan informasi agroekosistem, memasyarakatkan dan melembagakan penerapan PHT dalam pengelolaan usahatani serta meningkatkan pengamanan produksi terhadap gangguan OPT dalam pencapaian sasaran produksi/produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani. Namun demikian, sejak diadakannya program SLPHT tersebut, masih ditemui permasalahan dalam budidaya tanaman kopi, diantaranya adalah penggunaan pestisida yang berlebihan, produktivitas dan mutu hasil kopi yang masih rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pelatihan dengan mengambil sampel salah satu daerah yang pernah melaksanakan SLPHT kopi yaitu Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Dalam mengukur efektivitas program pelatihan terdapat empat kategori yang dapat diukur yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil, sedangkan evaluasi terhadap pelatihan yang benar dan efektif dilakukan dalam empat tahap yaitu keefektifan pelaksanaan pelatihan, penyerapan materi, dampak pelatihan terhadap perilaku kerja, dan dampak pada kinerja organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas program SLPHT menurut persepsi peserta mengenai manfaat SLPHT, materi SLPHT, kualitas instruktur, waktu pelaksanaan, metode SLPHT, fasilitas pendukung dan evaluasi SLPHT; menganalisis tingkat pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku petani setelah mengikuti program SLPHT dilihat dari aspek Budidaya tanaman, Agroekosistem, dan Pengendalian Hama Terpadu; menganalisis perbedaan produktivitas kopi antara sebelum dan sesudah mengikuti SLPHT; menganalisis ada tidaknya alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari petani peserta SLPHT kepada petani yang belum pernah mengikuti SLPHT. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kandangan dan Gemawang, Kabupaten Temanggung. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah 130 responden petani kopi yang terdiri dari 90 petani peserta SLPHT dan 30 petani non peserta SLPHT. Data dianalisis menggunakan rataan skor, uji beda (Paired Sample T Test), uji perbandingan Independent sample t test dan One Way ANOVA serta Importances Performances Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut persepsi peserta pelatihan pelaksanaan SLPHT dinilai efektif ditinjau dari segi manfaat, materi, kualitas instruktur, waktu pelaksanaan, metode yang digunakan, fasilitas pendukung dan evaluasi. Namun demikian perlu adanya perbaikan dalam jumlah materi yang disampaikan dalam SLPHT serta perbaikan fasilitas pendukung pelatihan yaitu kebun sebagai sarana praktek. Tingkat pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku petani peserta SLPHT berada dalam skor sedang dan tinggi. Adanya Program SLPHT berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kopi petani peserta. Terjadi alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari petani peserta SLPHT kepada petani yang belum pernah mengikuti SLPHT berdasarkan pernyataan dari responden, namun dari segi produktivitas petani non peserta SLPHT masih lebih rendah dibandingkan petani peserta SLPHT.