Daftar Isi:
  • Kemenkraf (2011) yang menyatakan bahwa sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar Rp. 153,25 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau 3,09% dari total PDB nasional. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 terjadi peningkatan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 0,16% menjadi 3,25%. Pertumbuhan PDB sektor pariwisata pun mencapai 8,18% sedangkan pertumbuhan PDB nasional hanya sebesar 4,37%.Semenjak tahun 2001 dapat diketahui pertumbuhan PDB pariwisata selalu menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan PDB nasional. Bahkan pada tahun 2009, sektor pariwitasa menempati posisi terbesar ketiga setelah minyak dan gas bumi diurutan pertama dan minyak kelapa sawit di utrutan kedua. Dengan demikian bahwa industri pariwisata merupakan industri yang menjanjikan untuk saat ini dan masa yang akan datang. Meningkatnya pertumbuhan industri pariwisata tentunya juga meningkatkan indsutri perhotelan dan restoran di Indonesia. Industri pariwisata selain mendapatkan masukan dari mancanegara, juga mendapat pemasukan yang lebih besar dari domestik. Ditambah dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat yang juga memiliki tren positif terhadap industri bisnis di Indonesia. Jumlah penduduk yang terus meningkat ditambah dengan angka perekonomian Indonesia yang terus naik maka akan dapat memperlihatkan angka konsumsi yang semakin baik pula, hal inilah yang menjadi salah satu alasan terjadinya peningkatan pemasukan di industri pariwisata. Hal ini merupakan peluang yang besar sekaligus tantangan dalam mengahadapi perubahan lingkungan yang tinggi yang harus mampu dihadapi oleh perusahaan bisnis yang bergerak di industri pariwisata. PT. Hotel Sahid Jaya International Tbk pada tahun 2009 memperoleh total pendapatan sebesar 100,12 miliar, kemudian pada tahun 2010 sebesar 123,982 miliar dan pada tahun berikutnya masih terus mengalami peningkatan yaitu 163,539 miliar pada tahun 2011 dan 179,785 miliar pada tahun 2012. Hal ini jika dilihat secara kaca mata biasa memang merupakan suatu prestasi yang patut dibanggakan, akan tetapi jika dilihat dengan kaca mata strategik hal ini merupakan suatu indikasi tarhadap perlambatan dalam pertumbuhan pendapatan perusahaan. Selain itu perusahaan saat juga menyadari bahwa harapan-harapan untuk terus maju kedepan dan meningkatnya persaingan di industri pariwisata merupakan problema tersendiri yang harus dihadapi sedini mungkin oleh perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk di JalanJendralSudirman Kav 86, 10220 Jakarta. Penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2012 smpai April 2013.Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisa kualitatif menggunakan analisis IFE dan EFE, SWOT, dan QSPM. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penentuan responden dilakukan dengan cara purposive sampling (dipilih secara sengaja). Jumlah responden sebanyak 4 orang dari top level management perusahaan dan 1 orang sebagai expert (pakar), kelima orang tersebut yaitu Presiden Direktur, Direktur Operasional, Direktur Keuangan, Sekretaris Korporat, dan Ketua Umum PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonsia). Hasil penelitian ini melahirkan alternatif strategi yang merupakan hasil dari analisis matriks SWOT yang telah mengkombinasikan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berasal dari faktor-faktor startegis internal dan eksternal perusahaan. Terdapat 7 alternatif strategi yang dihasilkan dalam penelitian ini, diantaranya adalahmengembangkan hotel kelas menengah, kelas atas, membangun kawasan industri properti terpadu dan real estate, memaksimalkan potensi restauran hingga memiliki franchise, meningkatkan produk secara kontuinitas: jumlah, jenis, inovasi dan kreasi, melakukan regenerasi pada tingkat karyawan, mempertahankan serta meningkatkan pasar dari operator hotel dan merekrut karyawan lebih berprestasi lagi. Visi perusahaan saat ini sudah sangat jelas dan spesifik dalam menggambarkan keinginan perusahaan, akan tetapi untuk lebih menyempurnakan lagi terdapat usulan untuk adanya sedikit perubahan yang perlu ditambahkan untuk lebih mencerminkan lagi cita-cita perusahaan di masa yang akan datang, yaitu : “Menjadi yang terbaik di industri perhotelan Indonesia serta menjadi pemain industri properti yang selalu mampu untuk menumbuhkan kreativitas, inovasi, produktivitas, kualitas sumberdaya manusia yang teruji dan menyajikan pelayanan sesuai standar international tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa”. Terjadinya penyempurnaan terhadap visi yang ingin dicapai tentunya juga mendorong terjadinya penambahan beberapa poin terhadap misi yang diemban selama ini, yaitu : Mempercepat transformasi perusahaan ke arah industri properti yang sinergi dan terpadu, Meningkatkan motivasi terhadap seluruh jajaran manajemen perusahaan secara terus menerus dengan selalu menancapkan nilai-nilai luhur budaya perusahaan untuk terus selalu maju dalam menghadapi berbagai tantangan, dan Memegang penuh kepercayaan dan berupaya seoptimal mungkin menjalin kerja sama dari seluruh shareholders dan stakeholders.PT. Hotel Sahid Jaya International Tbk juga menyadari betul mengenai harapan-harapan untuk lebih berkembang dan maju dimasa yang akan datang merupakan problema tersendiri untuk sesegera mungkin dipecahkan dengan kondisi persaingan yang sangat intens di industri perhotelan. Tantangan bisa menjadi peluang jika disikapi dengan tindakan yang strategis dan dinamis. Secara teoritis arsitektur strategik merupakan pendekatan yang lebih fleksibel dalam melakukan perencanaan strategik sekaligus sebagai solusi untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat. Berdasarkan analisis yang dilakukan, aristektur strategi dari perusahaan mengarah menjadi pemain industri properti di masa yang akan datang.