Daftar Isi:
  • Globalisasi menciptakan dinamika perubahan pada pendidikan tinggi di Indonesia. Globalisasi menuntut perguruan tinggi berperan penting dan strategis dalam menjawab permasalahan dan tuntutan yang timbul di masyarakat. Perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, tetapi juga dituntut untuk memiliki karakter pembaharu, berbudaya intelektual, serta memiliki ide dan gagasan baru dalam mencari solusi untuk menyikapi suatu permasalahan. Oleh karena itu, peranan besar yang dimiliki perguruan tinggi dalam menghasilkan SDM yang kompetitif mengharuskan organisasi ini terus menyesuaikan diri dengan tuntutan internal maupun eksternal di tengah-tengah arus globalisasi. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia telah terbukti berhasil menyelenggarakan program pascasarjana dalam bidang manajemen dan bisnis. Diawali dengan terbentuknya Program Magister Manajemen Agribisnis IPB (MMA-IPB) pada tahun 1991/1992. Dalam pengembangannya, sesuai dengan visi IPB serta dorongan permintaan pasar kerja, maka sejak tanggal 9 April 2005 MMA-IPB berubah sebutan dan status menjadi Program Studi Manajemen dan Bisnis IPB (MB-IPB) dimana selain menawarkan Program Magister Manajemen, MB-IPB juga menawarkan Program Doktor Manajemen Bisnis, yang dimulai pada bulan April 2006. Seiring dengan dinamika perkembangan keilmuan termasuk disiplin ilmu di bidang manajemen dan bisnis, tantangan dan persaingan juga semakin besar. Oleh karena itu sudah seharusnya MB-IPB selalu mengevaluasi diri untuk meningkatkan kinerjanya. Peningkatan dan perbaikan kinerja merupakan hal yang esensial harus dilakukan oleh perguruan tinggi yang ingin tetap unggul dan bersaing baik di tingkat nasional maupun global. Agar dihasilkan peningkatan kinerja sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan ukuran-ukuran kinerja yang tepat dan dapat dikontrol oleh pihak manajemen dan diterima oleh pengguna sesuai dengan bidang ilmunya. Dalam melakukan perencanaan strategi yang sistematis dan membuat tolok ukur kinerja yang komprehensif, MB-IPB memerlukan suatu alat yang tepat yang mampu mengkomunikasikan rencana-rencana strategis tersebut kepada semua anggota organisasi. Salah satu alat tersebut adalah metode Balanced Scorecard. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) menganalisis sasaran strategik dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada MB-IPB, 2) menganalisis faktor-faktor yang menjadi Key Performance Indicators dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada MB-IPB, 3) menetapkan target dan inisiatif strategik untuk mencapai sasaran strategik MB-IPB dengan menggunakan pendekatan empat perspektif yang terdapat pada Balanced Scorecard, 4) menentukan prioritas perspektif dan sasaran strategis Balanced Scorecard dengan menggunakan metode Analytic Network Process, serta 5) menyusun peta strategi MB-IPB dengan mengidentifikasi sasaran strategik pada setiap perspektif Balanced Scorecard. Penelitian ini dilaksanakan di Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor (MB-IPB) pada bulan Nopember 2011 sampai dengan Desember 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti. Data primer diperoleh melalui wawancara/ kuesioner kepada responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh lembaga tertentu dan atau diolah oleh peneliti. Teknik pemilihan responden untuk keperluan data primer berupa kuesioner dilakukan secara purposive sampling dimana pihak-pihak yang menjadi responden dipilih dengan asumsi bahwa responden memiliki kompetensi dan kapasitas untuk memberikan masukan terhadap rancangan Balanced Scorecard MB-IPB. Responden dalam penelitian ini adalah pihak internal yaitu manajemen MB-IPB dan pihak eksternal. Dalam merancang indikator atau ukuran kinerja MB-IPB digunakan metode Balanced Scorecard. Dengan metode ini akan ditetapkan sasaran strategis, Key Performance Indicator (KPI), target dan inisiatif strategik. Untuk melakukan pembobotan antar perspektif dan antar sasaran strategis serta penyusunan peta strategi dengan digunakan metode Analytic Network Process (ANP), dibantu dengan aplikasi pendukung, yaitu super decisions versi 2.0. Cara analisis dari model tersebut adalah sebagaimana teori dalam ANP, yaitu dengan menggunakan analisis cluster (elemen) dan antar node (sub elemen). Analisis selanjutnya adalah membentuk sebuah jejaring umpan balik untuk setiap hierarki control. Perancangan Balanced Scorecard MB-IPB mengacu pada prinsip Balanced Scorecard yang dikembangkan Kaplan dan Norton yaitu dengan menggunakan empat perspektif dalam mengukur kinerja MB-IPB yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dan perspektif keuangan. Berdasarkan hasil studi literatur, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden ahli diperoleh sasaran strategis untuk masing-masing perspektif yang terdiri dari 15 sasaran strategis dengan rincian empat sasaran strategis pada perspektif pelanggan, empat sasaran strategis untuk perspektif proses internal, tiga sasaran strategis pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dan empat sasaran strategis pada perspektif keuangan. Selanjutnya ditetapkan Key Performance Indicators (KPI) atau indikator kinerja kunci, target, dan insiatif pada masing-masing perspektif. Penentuan target pada penelitian ini menggunakan standar yang ditetapkan oleh BAN-PT, dan sasaran mutu ISO 9001:2008. Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan ANP diperoleh perspektif pelanggan memiliki kepentingan paling tinggi dengan nilai 0,385. Hal ini menunjukkan bahwa MB-IPB harus memiliki kemampuan yang unggul dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Prioritas kedua yaitu perspektif proses internal dengan nilai 0,229. Proses internal berkaitan dengan manajemen operasional, penciptaan inovasi dan pemberian layanan. Prioritas ketiga dan keempat yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan nilai 0,216 dan perspektif keuangan dengan nilai 0,170. Perspektif keuangan terbobot paling rendah diantara keempat perspektif Balanced Scorecard. Salah satu sifat dari perancangan Balanced Scorecard adalah adanya kekoherenan dari sasaran strategis yang ditetapkan. Kekoherenan tersebut adalah terciptanya hubungan sebab akibat antara satu sasaran strategis dengan sasaran strategis yang lain. Hubungan sebab akibat yang terjalin antara sasaran-sasaran strategis dari keempat perspektif Balanced Scorecard membentuk peta strategi organisasi. Peta strategi yang tersusun tersebut akan membantu manajemen dan pengguna untuk melihat sasaran strategisnya dalam mencapai tujuan serta mengetahui peran pengguna dalam mencapai tujuan organisasi, sekaligus dapat diimplementasikan dengan cepat dan efektif. Implikasi manajerial yang dapat dilakukan berdasarkan perancangan Balanced Scorecard MB-IPB beberapa diantaranya pertama, penerapan Balanced Scorecard ditunjang oleh komitmen yang kuat dari manajemen dan diperlukan sosialisasi dan pemahaman secara intensif dan berkelanjutan kepada seluruh karyawan. Kedua, hasil pembobotan dengan menggunakan ANP, sasaran strategis kualitas rekrutmen dan sistem pengelolaan, fasilitas dan teknologi informasi, citra dan reputasi, kepuasan mahasiswa dan academic exellence merupakan lima sasaran strategis yang seharusnya diprioritaskan untuk meningkatkan kinerja MB-IPB. Dukungan dana dan peningkatan kompetensi SDM perlu dilakukan agar sasaran strategis tersebut dapat terlaksana dengan baik. Ketiga, MB-IPB perlu meninjau penetapan target KPI agar sesuai dengan yang diharapkan. Keempat, diperlukan upaya peningkatan pelaksanaan rekrutmen di kampus bagi lulusan MB-IPB dan temu alumni. Kelima, pembuatan jadwal rutin antara mahasiswa dan dosen dalam melakukan pembimbingan tesis/disertasi sehingga mampu memaksakan mahasiswa maupun dosen untuk melakukan perencanaan dan evaluasi terhadap kinerja mahasiswa dalam menyelesaikan tesis. Keenam, seyogyanya survey kepuasan dosen dilakukan secara rutin dan diperlukan integrasi sistem informasi akademik, kepegewaian dan keuangan, dan ketujuh, investasi membangun atau menambah ruangan menjadi hal yang penting yang harus diprioritaskan dalam memberikan pelayanan dan mendukung kegiatan MB-IPB. Dalam implementasi Balanced Scorecard diperlukan tim khusus yang melakukan Quality Assurance (QA), eksekusi dan evaluasi program. Inisiatif strategik yang telah ditentukan untuk memicu pencapaian KPI MB-IPB perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam program aksi dan alokasi anggaran untuk lebih memperjelas pelaksanaan tugas dan fungsi. Pada penelitian ini pembobotan dilakukan hanya pada sasaran strategis oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pembobotan sampai pada KPI dan juga kinerja individu (human resource scorecard) sehingga pengukuran kinerja akan lebih komprehensif.