Pengaruh Pemberian Biskuit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L. Poiret) terhadap Status Gizi Kurang pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu
Main Author: | N., Nur Muslimah |
---|---|
Format: | Report NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8144/2/Nur%20Muslimah%20N%2070200113092.pdf http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8144/ |
Daftar Isi:
- Gizi kurang merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi, yang dinyatakan berdasarkan indikator BB/U dengan nilai z-score yaitu, -3 SD s/d <-2 SD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biskuit ubi jalar ungu terhadap status gizi kurang pada anak balita usia 12-36 bulan di wilayah kerja puskesmas Somba Opu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif lapangan dengan desain non randomized pre-post control design melalui pendekatan quasi eksperimental. Jumlah sampel sebanyak 36 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purpossive sampling. Metode Analisis menggunakan paired-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh status gizi pada kelompok intervensi (p=0.067) dan kelompok kontrol (p=0.137), ada pengaruh asupan energi pada kelompok intervensi (p=0.003) dan kelompok kontrol (p=0.008), tidak ada pengaruh asupan protein pada kelompok intervensi (p=0.529) dan kelompok kontrol (p=0.395), tidak ada pengaruh asupan vitamin C pada kelompok intervensi (p=0.122) dan kelompok kontrol (p=0.445), ada pengaruh asupan zat besi pada kelompok intervensi (p=0.030) dan kelompok kontrol (p=0.030), ada pengaruh berat badan pada kelompok intervensi (p=0.000) dan kelompok kontrol (p=0.000). Pemberian biskuit ubi jalar ungu dan biskuit tepung terigu belum mampu mengubah status gizi (BB/U) anak balita gizi kurang selama 30 hari ditandai dengan rata-rata nilai Zscorenya masih berada pada angka <-2 SD menandakan anak balita masih berada pada kategori gizi kurang. Jadi disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui durasi dan frekuensi yang efisien untuk pemberian intervensi guna mendapatkan hasil yang optimal.