Persepsi Masyarakat Terhadap Budaya Malam Satu Suro di Desa Margolembo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Main Author: | Prasetiawan, Irvan |
---|---|
Format: | Report NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7275/1/Irvan%20Prasetiawan.pdf http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7275/ |
Daftar Isi:
- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Persepsi masyarakat Margolembo terhadap malam Satu Suro adalah malam Satu Suro adalah malam yang keramat dan bertepatan dengan satu Muharram. Pada saat malam satu suro, seluruh benda-benda pusaka seperti keris, batu dan benda pusaka lainnya dimandikan atau disucikan dengan bunga-bunga, masyarakat Margolembo yang memiliki ilmu kejawen bersemedi di tempat yang sakral atau keramat seperti puncak gunung, Pohon besar,atau dimakam keramat. Di malam Satu Suro masyarakat dengan penuh keyakinan meminta keselamatan dan dipanjangkan umurnya, tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya, apabila tradisi malam Satu Suro tidak dilaksanakan maka akan menimbulkan bencana bagi masyarakat Margolembo.Adapun dampak negatif tradisi malam satu suro pada masyarakat margolembo adalah masyarakat yang mengikuti tradisi malam satu suro, percaya bahwa akan datangnya musibah atau bencana jika tidak melaksanakan upacara Suroan. dampak positifnya merupakan mempertahankan warisan nenek moyang, dan dengan diadakan upacara malam satu suro ini,masyarakat merasa kehidupannya menjadi lebih rukun dan tentram. Implikasi dari penelitian ini diharapkan kepada pemerintah (baik pusatmaupun daerah) serta masyarakat hendaknya turut mempertahankan dan melestarikanyang namanya budaya, namun trdisi malam satu suro adalah malam tahun baru Islam yang seharusnya dilakukan dengan hal-hal yang positif yaitu dengan banyak berzikir dan berdo’a, meskipun tradisis tersebut sudah dilaksanakan secara turun temurun.