Lemah Syahwat Sebagai Alasan Perceraian Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus PA Barru atas Putusan Perkara nomor 368/Pdt.G/PA.Br)
Main Author: | Ningsi, Astria |
---|---|
Format: | Report NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3311/1/ASTRIA%20NINGSIH%2010400113056.pdf http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3311/ |
Daftar Isi:
- Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terjawab bahwa tinjauan hukum islam terhadap upaya pembuktian hakim terhadap lemah syahwat sebagai alasan perceraian yaitu melalui jalan persaksian dan pengakuan tersebut yang sejalan dengan dalil gugatan penggugat dijadikan persangkaan sebgai dasar persangkaan majelis Hakim bahwa rumah tangga penggugat tidak harmonis lagi karena terjadi perselisihan yang disebabkan tergugat menderita penyakit gula yang menyebabkan tergugat lemah syahwat. Menurut pandangan hukum Islam keduanya mempunyai kedudukan yang sama, Namun atas putusan perkara No.368/Pdt.G/2015/PA.Br. tergugat tidak menghadiri persidangan hingga diputuskannya kasus tersebut, maka ketidak hadirannya itu tergugat dianggap mengakui dalil-dalil gugatan penggugat. Yang selanjutnya tinjauan hukum Islam terhadap pertimbangan Hakim yaitu Majelis Hakim berupaya mendamaikan kedua belah pihak dengan cara menasehati penggugat agar mau mempertahanka rumah tangganya, tetapi usaha tersebut tidak berhasil hingga putusan dijatuhkan. Sebagaimana dalam kaidah fiqih kemudaratan itu dapat dihilangkan. Tinjau hukum Islam Hakim lebih mengutamakan kemaslahatan bagi para pihak.