Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Garam Beryodium di Dusun Kasimburang Desa Belapunranga Kec. Parangloe Kab. Gowa Tahun 2012

Main Author: Hikmahwati, Andi
Format: Report NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2973/1/Andi%20Hikmahwati.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2973/
Daftar Isi:
  • Konsumsi garam beryodium merupakan program jangka panjang dari penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) yang merupakan salah satu masalah gizi utama. Adapun salah satu indikator GAKY yang dianjurkan WHO yakni konsumsi garam beryodium oleh rumah tangga dimana indikator yang diharapkan adalah 90% rumah tangga menggunakan garam mengandung cukup yodium. Dusun Kasimburang Desa Belapunranga Kec. Parangloe Kab. Gowa, termasuk daerah yang minim mengkonsumsi garam beryodium. Berdasarkan data Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL) Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat FIK UIN Alauddin Makassar pada tahun 2010, diketahui bahwa dari 174 KK yang didata pada dusun tersebut, terdapat 94 KK atau 54,0% yang tidak mengkonsumsi garam beryodium dan hanya 80 KK atau 46,0% yang mengkonsumsi garam beryodium. Dengan demikian, prosentase konsusmsi garam beryodium di dusun tersebut masih jauh dari pencapaian indikator yang diharapkan. Hal ini tentu disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi garam beryodium di rumah tangga di Dusun Kasimburang Desa Belapunranga Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study dengan metode pengambilan sampel secara Simple Random sampling (pengambilan sampel secara acak). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di Dusun Kasimburang Desa Belapunranga Kec. Parangloe Kab. Gowa dengan jumlah KK sebanyak 220 KK. Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 69 KK atau 31,36% dari total populasi yang ada. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik Chi-square dengan derajat kemaknaan (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan 55 rumah tangga (79,7%) mengkonsumsi garam beryodium dan selebihnya tidak mengkonsumsi garam beryodium. Berdasarkan uji statistik dengan yates corrected menunjukkan tidak ada hubungan signifikansi antara pendidikan ibu (p = 1,000) dan pengetahuan ibu (p = 0,536) dengan konsumsi garam beryodium di rumah tangga. Akan tetapi ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu (p = 0,015) dan harga (p = 0,000) dengan konsumsi garam beryodium di rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu perhatian lebih lanjut terhadap faktor yang berhubungan dengan konsumsi garam beryodium di rumah tangga serta faktor lain yang dianggap dapat berhubungan, yang dapat diketahui dari sejumlah alasan yang dikemukakan responden. Dengan demikian, jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium diharapkan mampu mencapai indikator yang diharapkan.