Tradisi Patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar (Studi Unsur-unsur Budaya Islam)

Main Author: Riskayanti, .
Format: Report NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13443/1/RISKAYANTI.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13443/
Daftar Isi:
  • Permasalahan pokok pada penelitian ini terfokus pada bagaimana unsur-unsur budaya Islam dalam tradisi patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Permasalahan pokok tersebut menimbulkan sub-sub masalah, yaitu: 1) Bagaimana eksistensi tradisi patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?, 2) Bagaimana proses pelaksanaan tradisi patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?, 3) Bagaimana penerapan nilai-nilai budaya Islam dalam tradisi patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar? Dan 4) Bagaimana pengaruh tradisi patorani terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu peneliti melakukan pengamatan dan terlibat langsung dengan objek yang diteliti langsung dilokasi penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan, yaitu: anrong guru (pemuka adat), Ponggawa, Sawi dan beberapa tokoh masyarakat setempat. Dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: Sejarah, Sosiologi, Antropologi dan Agama. Melalui beberapa metode pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh diolah dengan metode analisis data yaitu: deduktif, induktif, dan komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi tradisi patorani di Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa tradisi patorani dilaksanakan setelah datangnya Islam dan tradisi tersebut mulai masuk ke palalakkang pada tahun 1950 yang dibawah oleh seseorang yang bernama sanro cekele yang pertama kali melakukan tradisi patorani di Desa Palalakkang dan tradisi ini mulai berkembang pada saat H. Baso dg Pasang menjadi sanro yang diwariskan dari kakeknya yaitu Patahuddin dg Nanring dan masih bertahan sampai saat ini. Karena tradisi ini merupakan suatu kewajiban atau keharusan dalam melakukan kegiatan melaut. Juga kepercayaan masyarakat Desa Palalakkang terhadap penguasa lautan yang akan mendatangkan musibah. Sehingga prosesi tradisi patorani dilaksanakan agar terhindar dari segala Marabahaya dan mendapatkan rezeki yang berlimpah. Dalam tradisi patorani di Desa Palalakkang jika dilihat dari pelaksanaannya sangat menarik untuk dilihat selain dari acaranya yang unik juga mempunyai makna dari pelaksanaan tersebut dan terdapat pula beberapa nilai didalamnya yaitu: nilai syariat, dan nilai ukhuwah. Pengaruh tradisi patorani terhadap masyarakat yaitu pendapatan mereka bertambah dan meyakini sesuatu hal yang bertentangan dengan perintah Allah.