Adak Sampulonrua (Studi Falsafah Hidup Masyarakat Muslim Kelurahan Bulutana Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa)
Main Author: | Ibrahim, Ibrahim |
---|---|
Format: | Report NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13080/1/IBRAHIM.pdf http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13080/ |
Daftar Isi:
- Ada tiga hal yang ditemukan dari hasil penelitian ini: Pertama; Secara historis keberadaan adak sampulonrua lahir sejak terbentuknya kampung Buluttana. Terbentuknya kampung Buluttana, berawal dari keberadaan salah seorang keturunan Sombaya ri Gowa, yaitu Karaenta Data yang memisahkan diri dari kerjaann Gowa. Keberadaan adak sampulonrua pada tataran epistemology mengalami perkembangan secara evolusi ada yang bersifat linear, ada pula yang bersifat progresif. Namun, pada sisi struktur kepemimpinan adat dua belas tidak tersentuh dengan perubahan. Kedua; Wujud Falsafah adak Sampulonrua masyarakat muslim Buluttana meliputi: Falsafah tau, falsafah pangngadakkang, falsafah appa sulapa serta falsafah siri’ napacce. Ketiga; Nilai-nilai yang terkandung dalam keempat falsafah komunitas adak sampulonrua adalah: (1) Falsafah tau melahirkan perilaku sipakatau (saling memanusiakan), sipakalabbiri (saling memuliakan), dan perilaku sipangngalikang (saling menghargai). (2) Falsafah pangngadakkang melahirkan perilaku menjujung tinggi kebiasaan, adat yang telah diadatkan, serta kesepakatan yang telah ditetapkan bersama. (3) Falsafah appa sulapa melahirkan persepsi bahwa anasir-anasir yang terkandung dalam diri manusia terdiri atas empat unsur yaitu tanah, air, api dan ruh. Keempatt unsur ersebut dibumikan dalam berbagai macam ritual adat. (4) Falsafah siri na pacce melahirkan perilaku sosial yang mempererat tali persaudaraan dan kesetiakawanan serta menjujung tinggi harga diri, harkat dan martabat manusia. Falsafah tersebut diaflikasikan dalam empat aspek kehidupan sosial; yaitu: patumbu tau (pengembangan sumber daya manusia), patumbu katallassang (Pengembangan sumberdaqya alam), tumalla’langngi (tata kelola kepemimpinan), dan tummoterann ripammasena (berpulang kerahmatullah/pembinaan moral keagamaan).