Semantics And Pragmatics In Jacinda Ardern?s Speech
Main Author: | Jaja Fatmaja |
---|---|
Format: | Journal |
Terbitan: |
Pusat Penelitian Bidang Bahasa Dan Seni Universitas Indraprasta PGRI
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: semantik (denotasi dan konotasi), pragmatis (tindakan ilokusi: asertif/representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif), dan frekuensi kemunculan aspek semantik dan pragmatis. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung aspek semantik dan pragmatis. Pengumpulan data dilakukan dari pidato Jacinda Ardern pada hari Selasa, 19 Maret 2019. Pidato tersebut disampaikan di depan Parlemen pasca serangan teror di masjid Christchurch. Teknik yang digunakan adalah teknik mencatat, teknik memisahkan, dan teknik transfer dalam mengumpulkan data. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek semantik dan pragmatis pidato Jacinda Ardern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis aspek semantik dan pragmatis tuturan Jacinda Ardern. Temuan penelitian sebagai berikut: Penulis memfokuskan pada dua aspek semantik, yaitu denotasi dan konotasi, dan pada aspek pragmatis penulis memfokuskan pada ilokusi yaitu asertif / representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Setelah penulis menganalisis data diperoleh hasil 1. Aspek semantik: a. denotasi (76%), b. konotasi (24%). Penyajian yang lebih besar adalah denotasi karena setiap kalimat sebagian besar memiliki makna literal atau primer. 2. Aspek pragmatis (ilokusi): asertif (46%), direktif (12%), komisif (17%), ekspresif (8%) dan deklaratif (17%). Presentasi yang lebih besar adalah tindak tutur tegas karena pembicara mewakili realitas.