Agama, Komunikasi Politik, dan Elektabilitas
Main Author: | Ilah Holilah |
---|---|
Format: | Doctoral |
Terbitan: |
Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Di hampir setiap Pemilu atau Pilkada di Indonesia, isu- isu agama menjadi salah satu isu paling banyak digunakan para actor politik, baik di tingkat pusat maupun daerah, baik untuk membranding dirinya atau kelompoknya atau partainya sebagai individu, kelompok, atau partai yang religious, agamis, dan peka serta peduli terhadap isu dan tradisi keagamaan masyarakat, khususnya masyarakat Islam, maupun untuk menjatuhkan dan ?menghinakan lawannya melalui black campaign. Isu-isu keagamaan memang selalu menjadi dagangan yang laris manis bagi para candidat untuk meningkatkan elektabilitas calon atau partai. Mereka menyebarkan berbagai informasi, baik dalam bentuk gambar, tulisan, slogan, baik melalui Baliho, pamphlet, dan media cetak lainnya, maupun dalam bentuk video dan audio visual di berbagai media sosial agar masyarakat mengenal mereka sebagai calon dan partai yang paling religious dan paling peduli terhadap agama (Islam). Para calon berbondong-bondong memasang foto dalam pamphlet atau Baliho yang di pasang di tempat-tempat strategis, dengan menggunakan pakaian dan aksesoris yang terlihat agamis (Islami). Bahkan kampanye dilakukan jauh-jauh hari, kadang satu tahun sebelumnya, agar masyarakat betul-betul mengingat mereka yang pada akhirnya bisa meningkatkan elektabilitas mereka. Tentu saja apa yang dilakukan oleh para calon itu bukan tanpa alasan. Mereka memahami bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religious di mana agama menjadi ukuran atau pedoman penting dalam melakukan aktifitas keseharian, tidak terkecuali dalam hal poilitik. Mereka masih menganggap bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat tradisional yang mengutamakan agama dalam segala aspek kehidupan, sehingga perlu memberikan imaginasi religious dalam benak masyarakat tentang sosok calon yang akan mereka pilih dalam Pemilu atau Pilkada.