Pembentukan Karakter Mulia Santri Autis Melalui Metode Pembiasaan Di Pondok Pesantren Autis Al-Achsaniyyah Kudus
Main Author: | Mei Annisa |
---|---|
Format: | Masters |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (Uin) Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karakter anak autis yang hiperaktif, tantrum, perilaku sosial yang kurang sesuai, asyik dengan dunianya sendiri, menanggapi sesuatu secara kurang atau berlebihan, emosi yang tidak tepat, menggerak-gerakan anggota tubuhnya secara tidak wajar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis lebih jauh mengenai penerapan, kesiapan guru, respon santri, faktor pendukung, penghambat, dan evaluasi dalam pembentukan karakter santri autis melalui metode pembiasaan di Pondok Pesantren Autis al-Achsaniyah Kudus. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan jenis studi kasus naratif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui prosedur cek ulang secara cermat, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, hasil dari kegiatan pembiasaan di Pesantren al-Achsanniyyah dapat membentuk 6 karakter santri autis, diantaranya, religius, disiplin, mandiri, tanggung jawab, peduli sesama dan kerja sama. Adapun karakter mulia yang paling terlihat adalah karakter mandiri. Kedua, kesiapan pendidik dalam membentuk karakter mulia yaitu mengikuti pelatihan untuk menangani santri autis, mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan dan disepakati, menyusun berbagai instrumen penilaian dan melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator, melakukan analisis, evaluasi dan melakukan tindak lanjut. Ketiga, respon santri autis adalah santri autis tingkat dasar, merek tidak memberikan respon, santri autis tingkat intermediate (menengah), memberikan respon sedikit ketika melakukan kegiatan pembentukan karakter mulia namun tetap dengan prompt (bantuan) dan pendampingan secara penuh. respon santri tingkat advanced di Pesantren al-achsaniyyah tergolong baik. Keempat, faktor pendukung yang ada, seperti lingkungan yang kondusif, santri melaksanakan diet makanan, terapi, pendekatan kasih sayang dan mendidik dengan hati. Sedangkan faktor penghambatnya adalah keadaan guru, yang mana rata-rata mereka bukan lulusan dari pendidikan khusus dan psikologi dan juga keadaan santri autis yang perilakunya tidak dapat diprediksi, seperti emosinya yang tidak stabil. Kelima, evaluasi pembentukan karakter mulia dilakukan melalui observasi, catatan harian, dan evaluasi akhir setiap 3 bulan.