Upaya pasangan suami istri tunanetra membentuk Keluarga sakinah di Yayasan Raudlatul Makfufin Serpong ? Tangerang Selatan
Main Author: | Ainurohman |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Keluarga sakinah merupakan tujuan dari setiap pernikahan dan tentu menjadi dambaan bagi setiap pasangan suami istri, tak terkecuali dengan pasangan suami istri tunanetra, tentu cara pasangan suami istri tunanetra membentuk keluarga sakinah berbeda dengan pasangan suami istri normal pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama untuk mengetahui pemahaman pasangan suami istri tunanetra tentang keluarga sakinah, Kedua untuk mengetahui upaya pasangan suami istri tunanetra membentuk keluarga sakinah. Jenis penelitian yang digunakan yaitu field research (penelitian lapangan), dengan Pendekatan Normatif. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari Yayasan Raudlatul Makfufin Serpong. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan mengumpulkan data yang valid melalui sumber-sumber terpercaya. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan lima pasangan suami istri tunanetra dan satu orang pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil studi dari penelitian ini yaitu pertama, pemahaman pasangan suami istri tunanetra tentang keluarga sakinah terbagi menjadi empat, yaitu 1) keluarga yang diliputi dengan kasih sayang dan jarang bertengkar. 2) Keluarga yang selalu berpegang pada ajaran agama Islam. 3) Keluarga yang ekonomi berkecukupan serta pendidikan yang layak, dan 4) Keluarga yang terjamin dalam kesehatan serta aktif dalam hidup bersosial. Dengan demikian, pasangan suami istri tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin serpong, memahami bahwa keluarga sakinah itu tidak dinilai dari sempurnanya fisik pasangan. Kedua, upaya pasangan suami istri tunanetra membentuk keluarga sakinah adalah dengan: 1) ekonomi, para pasangan suami istri tunanetra tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, diantaranya sebagai guru dan karyawan, 2) pengasuhan anak, sebagian pasangan tunanetra tersebut ada yang mandiri dalam mengasuh anak, dan ada pula yang dibantu dengan orang lain, 3) hubungan biologis, pasangan suami istri tunanetra saling menerima satu sama lain tanpa melihat adanya kekurangan pada pasangannya, serta 4) pengurusan tugas rumah tangga, sebagian pasangan tunanetra mengurus rumah tangga secara mandiri, namun adapula yang dibantu orang lain.