Tafsir Kebahagiaan: Menyingkap makna kebahagiaan dalam Al-Quran perspektif tafsir psikologi

Main Author: Didi Junaedi
Format: Doctoral
Terbitan: Rahmadina Publishing
Daftar Isi:
  • Dari hasil kajian peneliti tentang tema kebahagiaan dalam al-Qur?ān, maka peneliti dapat menyimpulkan---sekaligus sebagai jawaban atas rumusan masalah pada disertasi ini--- beberapa hal sebagai berikut: Pertama, al-Qur?an menggunakan kata sa?ida (al-sa?a>dah) dengan beragam derivasinya untuk menunjukkan makna kebahagiaan ukhrawi. Dan ini hanya terdapat pada dua ayat dalam satu surat, yaitu: Q.S. Hu>d (11): 105 dan 108. Adapun kata yang digunakan dalam dua ayat ini adalah sa?idun dan su?idu>. Untuk menunjukkan makna kebahagiaan duniawi-ukhrawi, al-Qur?a>n menggunakan kata aflah}a (al-fala>h} ) dengan beragam derivasinya. Kata aflah}a (al-fala>h} ) dengan beragam derivasinya disebutkan sebanyak 40 kali di dalam al-Qur?a>n. Dan kesemua kata tersebut menunjukkan makna kebahagiaan duniawi-ukhrawi. Selain dua kata tersebut, al-Qur?a>n menyebut kata fa>za yang berarti kemenangan atau kesuksesan. Kata fa>za dengan beragam derivasinya disebutkan sebanyak 29 kali di dalam al-Qur?a>n. Kata lain yang menunjukkan makna kebahagiaan adalah h}asanah dan t}ayyibah. Kedua, al-Qur?a>n menggunakan kata mata>? untuk menunjukkan makna kesenangan yang bersifat sementara, temporal. Adapun kata farih}a digunakan oleh al-Qur?a>n untuk menunjukkan makna kegembiraan (yang bersifat negatif). Ketiga, mayoritas mufassir memilih kata sa?ida (al-sa?a>dah), aflah}a (al-fala>h}) dan fa>za (al-fawz) untuk menunjukkan makna kebahagiaan, keemenangan dan kesuksesan duniawi-ukhrawi. Keempat, langkah-langkah meraih kebahagiaan menurut al-Qur?a>n adalah dengan memahami sumber-sumber kebahagian, penghalang kebahagiaan, serta langkah-langkah meraih kebahagiaan. Adapun sumber-sumber kebahagiaan berupa relasi intrapersonal, yang meliputi: sabar dan syukur, relasi interpersonal, yang meliputi: mencintai, memberi, dan memaafkan, dan relasi spiritual, yaitu: tawakal. Sedangkan penghalang kebahagiaan meliputi : Disharmoni relasi intrapersonal, Disharmoni relasi interpersonal, dan Disharmoni relasi spiritual. Adapun langkah-langkah meraih kebahagiaan meliputi: Berdamai dengan diri sendiri; Berdamai dengan sesama; dan Mendekatkan diri kepada Tuhan