Tarekat Asy-Syahadatain Di Desa Munjul Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon
Main Author: | Ratu Aisyah Sintia |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
|
Online Access: |
http://tulis.uinjkt.ac.id/file?file=digital/2018-10/87704-RATU AISYAH SINTIA-PDF.pdf |
Daftar Isi:
- Tarekat Asy-Syahadatain sebagaimana tarekat-tarekat yang lain tidak saja berkaitan dengan aspek ritual atau ajaran tetapi juga memiliki kaitan erat dengan kehidupan sosial para pengikutnya. Dalam penelitian ini dirumuskan masalah yang terkait dengan latar belakang di atas yakni: pertama, bagaimana sejarah dan perkembangan tarekat Asy-Syahadatain di Desa Munjul Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon?; kedua, bagaimana kehidupan sosial pengikut (Jamaah) Asy-Syahadatain di Desa Munjul Cirebon? ketiga, bagaimana pengaruh dari ajaran tarekat Asy-Syahadatain terhadap kehidupan sosial keagamaan Jama?ahnya? Adapun penelitian ini bertujuan untuk: pertama, untuk mengetahui sejarah dan perkembangan tarekat Asy-Syahadatain di Desa Munjul Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon, kedua, untuk mengetahui pengaruh dari ajaran tarekat Asy-Syahadatain terhadap kehidupan sosial keagamaan Jama?ahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode penelitian kualitatif yaitu: observasi dan wawancara (In-dept interview). Dari penelitian ini dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama: sejarah tarekat Asy-Syahadatain di Desa Munjul, diawali dari sebuah wasiat Mbah Abdullah Lebu yang tertulis dalam kitabnya yang mewasiatkan kepada keluarga, santri, dan warga Desa Munjul. ?Jika suatu saat nanti ada pembukaan pengajian Syahadat yang dipimpin oleh seorang Habib besar, yaitu Habib Umar bin Isma?il bin Yahya maka janganlah ragu untuk mengikuti ajaranya?. Perkembangan tarekat Asy-Syahadatain di Desa Munjul tidak terlepas dari kiprah para Kyai-Kyai seperti; Kyai Khozin, Kyai Jauhar Maknun yang didampingi Kyai Munir, Kyai Zaenal Muttaqin, dan Kyai Muchsin. Kedua: ajaran Abah Umar sangat berpengaruh terhadap kehidupan pengikutnya (jama? ahnya). Setelah mereka mengamalkan ajaran Abah Umar, mereka merasa adanya perbedaan yang terjadi pada diri mereka, yakni ketenangan dan ketenteraman batin, hal ini pula dapat berdampak pada perilaku sehari-hari baik dalam mencari nafkah atau pergaulan dengan sesama manusia yang senantiasa diliputi dengan kearifan, kesabaran dan ketenangan serta kedamaian juga tabah dan menerima segala cobaan yang menimpa pada diri mereka. Dalam sholat misalnya, mereka merasa ada suatu peningkatan kekhusyu?an, serta ingin selalu mendekatkan diri kepada Allah.