Pendidikan Karakter Berbasis Filsafat Sunda (Aktualisasi Pendidikan Islam pada Lembaga Pendidikan berbasis Yayasan)
Main Author: | Nanang Rahmat |
---|---|
Format: | Masters |
Terbitan: |
Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://tulis.uinjkt.ac.id/file?file=digital/2018-3/84832-NANANG RAHMAT-PPS.pdf |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membuktikan bahwa jargon filsafat budaya lokal yang dikolaborasikan dengan konsep agama akan menghasilkan sebuah konsep pendidikan karakter. Penelitian ini juga membuktikan bahwa Actional Quotient merupakan tujuan utama dari perpaduan antara Intelegensi Quotient, Emosional Quotient dan Spiritual Quotient sehingga terbetuk sebuah konsep pendidikan karakter. Penelitian ini selaras dengan pertama: Hidayat Suryalaga dalam tulisannya menyatakan bahwa nilai-nilai pandangan hidup yang terkandung dalam Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, kedua: Hilmiana dalam disertasinya menyatakan bahwa pengaruh dari perilaku budaya silih asih, silih asah, silih asuh jelas signifikan pada pengembangan semangat kerja dan pendidikan, Ketiga: Jacob Sumardjo dalam hasil penelitiannya berpendapat bahwa kelestarian budaya Sunda akibat dari penciptaan paradoks pemerintahan yang ditunjukkan secara ringkas dalam trias politika Sunda yang terdiri dari silih asah, silih asih, dan silih asuh, Keempat: Garna, dalam penelitiannya menyampaikan bahwa hubungan antara sesama yang mengandung nilai-nilai dasar manusiawi memiliki berbagai sisi dalam menghargai orang lain seperti diungkapkan dalam konsep silih asih, silih asah,silih asuh, Kelima: Sri Wahyuni Tanshzil, mengatakan bahwa model pendidikan karakter dilingkungan pondok pesantren meliputi nilai fundamental, instrumental serta praksis yang bersumber dari al-Qur?an dan al-H}adith serta nilai-niai luhur Pancasila merupakan sebuah proses pembinaan pendidikan karkater dalam membangun kemandirian dan disiplin santri/peserta didik. Keenam: Jalaludin, menjelaskan bahwa pendidikan holistik berbasis karakter yang menekankan pada dimensi etis-religius menjadi sangat relevan sebagai suatu konsep pendidikan yang bertujuan untuk menerapkan dan mengembangkan pendidikan individu yang dapat menemukan identitas, makna dan nilai-nilai spiritual. Ketujuh: Aang Kunaepi, menjelaskan bahwa untuk membangun karakter peserta didik yang mempunyai karakter baik dibutuhkan sebuah konsep pendidikan yang menerapkan metode humanis dan internalisasi nilai-nilai Islam, moral dan budaya religius dalam keseluruhan proses pendidikan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode lapangan, dengan jenis penelitian kulitatif dan cara penyampaian data deskriptif analitik, dengan sumber data primer konsep pendidikan di yayasan pendidikan Al-Ma?soem, serta data sekunder bersumber dari buku, jurnal, media cetak dan elektronik serta data hasil wawancara lapangan di lokasi penelitian. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi informasi hasil penelitian, kemudian dijadikan sumber data untuk mengetahui dan memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan yang selanjutnya direlevansikan dengan paradigma pemikiran pendidikan yang berkembang dewasa ini.