Evaluasi profil disolusi tablet lepas lambat metformin hidroklorida yang beredar di masyarakat
Main Author: | Umniyaty Mufidah |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Online Access: |
http://tulis.uinjkt.ac.id/file?file=digital/2017-8/81502-UMNIYATY MUFIDAH-FKIK.pdf |
Daftar Isi:
- Telah dilakukan evaluasi profil disolusi tablet lepas lambat metformin hidroklorida 500 mg yang beredar di masyarakat. Evaluasi profil disolusi penting dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai lama waktu obat dilepaskan dari sediannya dan mengetahui kinetika pelepasan obat, mengingat masih jarangnya produsen obat yang bersedia menginformasikan profil disolusi obat dalam lembar informasi obat ataupun dalam media informasi lainnya. Tiga merek tablet lepas lambat metformin hidroklorida 500 mg yaitu tablet A, B dan C diuji disolusi dengan metode uji disolusi 1, 2, 3 dan 4 yang tercantum dalam United State of Pharmacopeia XXXV (USP XXXV). Kadar metformin hidroklorida yang terdisolusi diukur dengan spektrofotometer UV-vis. Hasilnya menunjukkan bahwa obat A memenuhi persyaratan disolusi uji 1, 2, 3 dan 4, sedangkan obat B dan C memenuhi persyaratan disolusi uji 1, 3 dan 4 sebagaimana yang tercantum dalam USP XXXV. Persen kumulatif pelepasan metformin HCl pada jam ke sepuluh dari obat A, B dan C berturut-turut adalah 94,180%, 97,241% dan 94,589% dengan kinetika pelepasan ketiga obat mengikuti orde satu yang terjadi secara difusi non-Fick. Hasil analisa statistik data uji disolusi menunjukkan bahwa obat A berbeda secara bermakna dengan kedua obat lainnya. Hasil evaluasi mutu menunjukkan bahwa ketiga obat memenuhi persyaratan penetapan kadar, kesergaman kandungan dan uji disolusi sebagaimana yang ditetapkan FI V dan USP XXXV, namun obat A menunjukkan profil disolusi yang lebih baik dibandingkan dengan ke dua obat lainnya. Berdasarkan harga yang tercantum dalam masing-masing kemasan ketiga obat memiliki harga yang bervariasi, di mana obat B memiliki harga yang paling mahal dan obat C memiliki harga obat yang paling murah. Dari hasil evaluasi mutu, dapat dibuktikan bahwa perbedaan harga tidak menunjukkan perbedaan mutu.