Uji aktivitas antidiabetes dari ekstrak etanol 70% tumbuhan pecah beling hutan (ruellia tuberosa l.) menggunakan metode penghambatan enzim α- glukosidase secara in vitro
Main Author: | Adam Dzul Faqih Amri |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Tumbuhan pecah beling hutan (Ruellia tuberosa L.) telah digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Tojuuna-una, Sulawesi Tengah sebagai obat DM, dan diketahui dapat menurunkan glukosuria. Salah satu metode untuk menguji efek antidiabetes dari suatu ekstrak adalah uji penghambatan enzim α-glukosidase yang dilakukan secara in vitro. Penelitian dilakukan dengan menggunakan ekstrak etanol 70% tumbuhan pecah beling hutan (Ruellia tuberosa L.), akarbose sebagai pembanding inhibitor α-glukosidase, dan pnitrofenil- α-D-glukopiranosida sebagai substrat. Variasi konsentrasi uji adalah 30 ppm, 90 ppm, 120 ppm, 150 ppm, 210 ppm dan 270 ppm. Enzim α-glukosidase menghidrolisis p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida menjadi α- D-glukopiranosida dan p-nitrofenol yang berwarna kuning yang dapat diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 400 nm. Pada konsentrasi 270 ppm ektrak etanol 70% tumbuhan pecah beling hutan dan akarbose masing-masing menunjukkan persentase inhibisi sebesar 91,05% dan 95,42%, dan IC50 ektrak etanol 70% tumbuhan pecah beling hutan dan akarbose masing-masing 83,23 ppm dan 134,94 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% tumbuhan pecah beling hutan memiliki aktivitas menghambat enzim α-glukosidase sehingga berkhasiat sebagai antidiabetes.