Hubungan nilai indeks massa tubuh dengan nilai risiko fraktur osteoporosis berdasarkan perhitungan frax® tool pada wanita usia ≥ 50 tahun di klub bina lansia pisangan ciputat tahun 2015
Main Author: | Ahmad Khoiron Nashirin |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Asesmen terhadap faktor risiko fraktur osteoporosis kini menjadi rekomendasi ketika terbatasnya penggunaan DXA sebagai gold standar diagnosis osteoporosis di Indonesia. WHO bekerjasama dengan bagian pusat penyakit tulang metabolik Universitas Sheffield telah menciptakan perangkat hitung yang bernama WHO risk assesment fracture tool (FRAX® tool). FRAX® tool merupakan perangkat berbasis online yang digunakan untuk menghitung tingkat risiko fraktur osteoporosis berdasarkan faktor risiko klinis yang telah luas digunakan. Hasil perhitungannya berupa persentase kemungkinan fraktur osteoporosis tulang mayor (proksimal humerus, pergelangan tangan, vertebrae) dan femur dalam 10 tahun mendatang. Indeks massa tubuh merupakan salah satu faktor risiko penting osteoporosis yang juga diperhitungkan dalam penggunaan FRAX® tool. Untuk melihat hubungan antara nilai indeks massa tubuh (IMT) dengan nilai risiko fraktur osteoporosis berdasarkan FRAX® tool, peneliti menggunakan uji hipotesis korelatif Spearmen. Hasil dari 55 responden menyatakan adanya hubungan (korelasi) antara nilai IMT dengan nilai risiko fraktur osteoporosis mayor dan femur berdasarkan perhitungan FRAX® tool (p = 0,027; p = 0,000 dengan r = 297; r = 0,467). Hasil ini memiliki nilai korelasi negatif yang artinya semakin rendah nilai IMT seseorang, maka semakin besar nilai risiko fraktur osteoporosisnya. Kata Kunci: IMT, osteoporosis, FRAX® tool