Evaluasi profil disolusi tablet lepas lambat teofilin yang beredar di masyarakat

Main Author: Herlina Pertiwi
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Subjects:
Daftar Isi:
  • Uji disolusi merupakan suatu alat yang sangat penting untuk menggambarkan kesamaan antara formulasi yang berbeda dari zat aktif. Beberapa produk berbeda dengan zat aktif yang sama dapat memberikan laju pelepasan yang berbeda sehingga dapat mebahayakan kesehatan pasien, khusunya untuk obat dengan indeks terapi yang sempit. Evaluasi profil penting dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai lama waktu obat dilepaskan dari sediaan dan mengetahui kinetika pelepasan dari suatu produk. Dua nama dagang tablet lepas lambat teofilin yaitu obat A dan obat B di uji disolusi dengan metode uji disolusi tes 1 yang tercantum dalam United State of Pharmacopeia XXX (USP XXX) yaitu menggunakan 900 ml medium dapar HCl pH 1,2 untuk satu jam pertama dan dapar fosfat pH 6,0 untuk tujuh jam berikutnya, apparatus tipe 2 dengan kecepatan pengadukan 50 rpm selama 8 jam. Kadar teofilin yang terdisolusi diukur dengan spektrofotometer UV-vis. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa obat A dan obat B tidak memenuhi kriteria penerimaan persyaratan pelepasan metode disolusi tes satu yang tercantum dalam USP XXX. Persentase kumulatif teofilin yang terlepas dari obat A pada jam pertama melebihi rentang penerimaan persyaratan pelepasan, sedangkan persentase kumulatif teofilin yang terlepas dari obat B kurang dari rentang penerimaan syarat pelepasan pada jam ke-2, 4, 6, dan 8. Persentase kumulatif teofilin yang terlepas pada jam ke delapan dari obat A dan obat B berturut-turut adalah 86,30% dan 68,86%. Kinetika pelepasan obat A cenderung mengikuti kinetika model Higuchi, sedangkan obat B cenderung mengikuti kinetika orde nol. Mekanisme pelepasan obat A dan obat B terjadi secara difusi non-Fick. Analisa statistik data persentase kumulatif teofilin yang terlepas dari obat A dan obat B menunjukkan bahwa kedua obat tersebut berbeda secara bermakna. Berdasarkan profil disolusi, obat A memiliki profil disolusi yang lebih baik dibandingkan dengan obat B