Pengaruh job embeddedness dan work engagement terhadap intensi turnover

Main Author: Ayu Lestari
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Subjects:
Online Access: http://tulis.uinjkt.ac.id/file?file=digital/2017-7/81164-AYU LESTARI-FPS.pdf
Daftar Isi:
  • Perkembangan suatu perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang ada didalamnya. Hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia merupakan aset utama yang dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus memprioritaskan upaya untuk mengembangkan dan mempertahankan karyawannya agar tidak berdampak pada perpindahan karyawan (turnover). Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh job embeddedness dan work engagement terhadap intensi turnover. Sampel penelitian berjumlah 200 orang karyawan PT. Medco E&P Indonesia yang diambil dengan teknik nonprobability sampling. Penulis memodifikasi alat ukur yang terdiri dari skala intensi turnover, skala job embeddedness, dan Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Uji validitas alat ukur menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA). Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi turnover. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan job embeddedness dan work engagement terhadap intensi turnover. Namun ketika dilihat secara parsial, dapat disimpulkan bahwa hanya dua dimensi dari variabel job embeddedness yang memberikan pengaruh signifikan dan negatif terhadap intensi turnover, yaitu fit organization dan sacrifice organization. Sedangkan dimensi work engagement yaitu, semangat, dedikasi, dan penghayatan dalam pekerjaan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap intensi turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bervariasinya intensi turnover yang dijelaskan oleh job embeddedness dan work engagement adalah sebesar 43,2%. Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain agar lebih luas dalam gambaran penelitiannya, misalnya variabel stres kerja. Kemudian, untuk perusahaan seharusnya dapat meminimalisir terjadinya turnover dengan mengutamakan kenyamanan karyawan dalam bekerja.