Strategi partai politik berbasis massa Islam dalam menaikkan suara pada pemilihan umum 2014: studi komparatif strategi Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Amanat Nasional dalam melampaui parliamentary threshold 3,5% Suara Nasional
Main Author: | Adi Budiman Subiakto |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Sejak Pemilihan Umum (Pemilu) 1999 sampai Pemilu 2009, partai politik berbasis massa Islam terus mengalami penurunan perolehan suara. Menjelang Pemilu 2014, beberapa lembaga survey yang mengatakan bahwa partai politik berbasis massa Islam seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) cenderung sulit melampaui angka Parliamentary Threshold (PT). Apalagi pada pemilihan umum 2014 angka PT naik menjadi 3,5%. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara yang menggunakan metode Purposive Sampling dan dokumentasi. Pada penelitian ini menggunakan beberapa teori, yaitu Strategi Politik, Komunikasi Politik, Marketing Politik dan Parliamentary Threshold. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa prediksi lembaga survey meleset, PKB menggunakan strategi defensif pada Pemilu 2014. PKB lebih mengkonsolidir dan memprioritaskan tipologi pemilih pedesaan khususnya warga Nahdliyin dengan pendekatan Ideologis. Selain itu, PKB juga menjadikan tokohtokoh dan figur artis sebagai bagian dari strategi seperti Rhoma Irama dan Ahmad Dhani. Sedangkan PAN menggunakan strategi ofensif. PAN lebih memilih masuk pada tipologi pemilih pedesaan dengan tetap mengoptimalkan suara dari tipologi pemilih perkotaan. Dalam hal ini, PAN menggunakan pendekatan dialogis, psikologis, isu-isu kerakyatan dan figur artis. Kemudian baik PKB maupun PAN belum mampu mengoptimalkan strategi untuk wilayah-wilayah Timur. Sehingga upaya-upaya yang dilakukan oleh kedua partai ini untuk wilayah Indonesia Timur tidak membuahkan hasil.