Peningkatan Foreign Direct Investment (Fdi) Tiongkok Ke Uni Eropa Pada Masa Krisis Hutang Zona Euro (2010-2012)
Main Author: | Imam Baihaqi |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Krisis hutang zona Euro yang terjadi pada tahun 2009 telah memberi dampak yang signifikan atas stabilitas perekonomian Uni Eropa. Negara-negara anggota Uni Eropa merasakan efek dari ketidakstabilan perekonomian kawasan. Kemudian, Tiongkok muncul sebagai negara mitra dagang terbesar kedua Uni Eropa dengan kemajuan perekonomian yang signifikan. Kemajuan perekonomian yang dialami Tiongkok tidak terlepas dari aktifitas ekspor dan investasi Tiongkok yang cukup dominan di dunia sejak kebijakan Go Global (Zhou Chuqu) dimulai pada tahun 2001. Ketika Uni Eropa mengalami dampak dari krisis hutang zona Euro, Tiongkok yang menjadikan Uni Eropa sebagai mitra dagang terbesarnya menunjukan sikap yang positif, yakni dengan meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI) ke Uni Eropa baik berupa akusisi perusahaan, dan pembelian obligasi hutang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepentingan Tiongok dibalik peningkatan pemberian FDI ke Uni Eropa dimasa krisis hutang Zona Euro di tahun 2010 sampai 2012. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka. Peneliti menemukan bahwa krisis hutang zona Euro telah memberikan dampak bagi Uni Eropa dan juga mitra dagangnya, yakni Tiongkok. Kemudian Tiongkok memberikan peningkatan FDI sebagai sarana transfer teknolgi serta peningkatan perluasan pasar ekspornya di Uni Eropa. Kerangka teori yang digunakan adalah neoliberalisme institusional, kepentingan nasional, kebijakan luar negeri dan Foreign Direct Investment (FDI). Menurut neoliberalisme institusional, masalah yang muncul dalam sistem internasional akan membuat aktor internasional saling bergantung satu sama lain atau kondisis ini disebut complex interdependence yang pada akhirnya melakukan kerjasama kooperatif dalam rangka mencari win-win solution dalam menyelesaikan masalah bersama. Selain menyelesaikan masalah bersama, Tiongkok secara rasional meningkatkan FDI ke Uni Eropa untuk memenuhi kepentingan nasionalnya dari aspek ekonomi atas respon dari ketidak stabilan ekonomi di Uni Eropa pada masa krisis hutang zona Euro.