Aktivitas Antibakteri Kombinasi Madu Dan Limbah Kulit Buah Jeruk Nipis ( Citrus Aurantifolia (Christm.) Swingle) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

Main Author: Febriati Laili Sa'adah
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki banyak potensi bahan hayati yang bermanfaat sebagai obat, di antaranya buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) dan madu. Jeruk nipis merupakan buah yang populer dikonsumsi masyarakat, namun menyisakan limbah kulit yang tidak sedikit. Kulit buah jeruk nipis memiliki potensi sebagai antibakteri karena mengandung minyak atsiri. Begitu pula dengan madu yang sudah populer sebagai obat, karena adanya kandungan hidrogen peroksida, flavonoid, karotenoid dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah jeruk nipis dan beberapa jenis madu serta kombinasi keduanya terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini mencoba mengkombinasikan ekstrak kulit jeruk nipis menggunakan pelarut n-heksana dengan beberapa jenis madu. Terdapat 13 jenis sampel antibakteri yang akan diujikan pada 2 jenis bakteri, yaitu 1 tunggal ekstrak kulit jeruk nipis, 6 tunggal madu (madu KL21, madu KP21, madu R21, madu Kelengkeng, madu Rambutan, dan madu Trigona) dan 6 kombinasi (madu KL21-jeruk nipis, madu KP21- jeruk nipis, madu R21-jeruk nipis, madu Kelengkeng- jeruk nipis, madu Rambutan-jeruk nipis, dan madu Trigona-jeruk nipis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel madu dan ekstrak n-heksana kulit jeruk nipis memiliki potensi sebagai antibakteri dan desinfektan yang spesifik. Madu KP21 tunggal (25,20 ± 0,62) menghasilkan zona hambat paling besar pada bakteri uji E. coli, sedangkan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis tunggal (17,70 ± 0,98) menghasilkan diameter zona hambat terbesar pada bakteri uji S. aureus.