Analisis Risiko Keselamatan Kerja pada Proses Pengoperasian Ketel Uap di PLTU Unit 3 - 4 PT Indonesia Power UBP Priok Jakarta Tahun 2009

Main Author: Husnawati, Rofaul
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Subjects:
Daftar Isi:
  • Ketel uap merupakan teknologi yang sering digunakan oleh perusahaan dalam melakukan proses produksi. Ketel uap dalam penggunaannya mengandung risiko bahaya yang memerlukan perhatian, karena menghasilkan uap panas, bertekanan tinggi, mudah terbakar dan meledak. Dalam pengoperasiannya, ketel uap di PLTU unit 3-4 UBP Priok memiliki tekanan uap sebesar 80 kg/cm2 dan suhu 5100C, yang memungkinkan untuk terjadinya peledakan dan kebakaran. Karena tingginya tekanan dan temperatur, ketel uap di PLTU unit 3-4 ini sering mengalami kebocoran. Selain itu kebocoran ini disebabkan oleh pipa ? pipa boiler mengalami korosi karena tercemar kadar garam air laut yang berasal dari condensor serta penyebab lainnya yaitu peralatan-peralatan ketel uap yang korosi karena faktor usia boiler yang sudah tua dan tidak pernah dilakukan analisis risiko keselamatan kerja padahal disana mempunyai potensi bahaya paling besar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi (evaluation research). Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi resiko melalui metode job safety analysis dan menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif untuk mengetahui tingkat konsekuensi, pemaparan, dan kemungkinan pada proses pengoperasian boiler (ketel uap) di PLTU unit 3-4 PT. Indonesia Power UBP Priok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko yang mempunyai nilai tertinggi pada pengoperasian boiler di PLTU Unit 3-4 PT Indonesia Power UBP Priok yaitu ledakan pada tahap persiapan dan awal pengoperasian dengan skor 1000 dan terbakar pada tahap awal pengoperasian dengan skor 900 yang termasuk dalam kategori Very high. Saran yang diajukan adalah melakukan monitoring bahaya atau risiko pengoperasian boiler secara periodik dan diprioritaskan pengendalian bahaya atau risiko pada kategori risiko substansial sampai very high. Sedangkan pada kategori risiko acceptable sampai priority 3 walaupun rendah tetapi perlu diperhatikan. Dilakukan pengawasan terhadap kondisi tempat kerja (house keeping) dan pengawasan pekerja terhadap penggunaan APD harus ditingkatkan supaya pekerja terbiasa dengan budaya selamat dalam melakukan pekerjaan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti pekerja pengelasan dari segi keselamatan saja tetapi dari segi kesehatan seharusnya diteliti sehingga tingkat risiko kesehatan juga dapat dilakukan penilaian. Selain itu penelitian juga sebaiknya dilakukan tidak hanya pada pekerja pengelasan saja tetapi pada sumber daya lain seperti peralatan.