Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Funsi Paru pada Pekerja Pengolahan Batu Kapur di Desa Tamansari Kabupaten Karawang Tahun 2013

Main Author: Annisa Fathmaulida
Format: Bachelors
Terbitan: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Subjects:
Daftar Isi:
  • Gangguan fungsi paru dari proses masuk dan keluarnya udara ke dalam paru adalah restriksi dan obstruksi. Gangguan fungsi paru pada umumnya terjadi karena faktor individu dan faktor lingkungan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan sebanyak 12 dari 45 pekerja pengolahan batu kapur mengalami gangguan paru seperti asma dan bronchitis. Selain itu berdasarkan hasil penelitian pengukuran kadar PM10 ambien di area pengolahan batu kapur, diperoleh kadar PM10 melebihi nilai ambang batas dengan jumlah rata-rata sebesar 514 ?g/m3. Kemudian hasil uji laboratorium kadar SiO2 yang melebihi ambang batas OSHA yaitu pada batu kapur sebelum di bakar sebesar 3,46%. Tujuan penelitian ini diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pengolahan batu kapur. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Jenis penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi dengan desain cross sectional study, jumlah sampel 40 responden dan teknik pengambilan sampel adalah quota sampling. Data diperoleh dari kuesioner (data responden), pengukuran PM10 dengan SKC-EPAM 5000 dan pengukuran suhu dan kelembaban dengan WBGT Quest. Analisis uji statistik menggunakan uji t-test independen dan Chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian, dari 40 responden pekerja batu kapur diperoleh sebanyak 7 orang yang didiagnosis mengalami gangguan fungsi paru. Faktor yang memiliki kemaknaan statistik terhadap gangguan fungsi paru adalah variabel umur (p:0,032). Faktor lainnya yang tidak berhubungan secara statistik adalah masa kerja (0,932) dengan rata-rata 10 tahun bekerja; status gizi (0,842) dengan 32% kurus, 47% normal; konsumsi rokok (0,285) dengan rata-rata 15 batang/hari; kadar PM10 ambien (0,783) mean 514 ?g/m3; suhu (0,963) mean 32oC dan kelembaban (0,854) mean 79%. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi studi dan kajian bagi beberapa pihak dan steakholder. Pertama pada pekerja untuk lebih mewaspadai bahaya kesehatan dan keselamatan bekerja. Kedua pada pemilik menghimbau untuk memperhatikan pekerja dari bahaya dan turut mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dari aktivitas pengolahan batu kapur. Ketiga kepada UKK Puskesmas setempat melakukan pemantauan kesehatan dan peningkatan pengetahuan akan bahaya pada pekerja, dan pihak pemerintah daerah melakukan pemantauan kualitas udara ambien di sekitar Desa Tamansari sebagai sentra pengolahan batu kapur yang akan memiliki risiko terjadinya gangguan kesehatan pada pekerja dan masyarakat sekitar.