Sikap Amerika Serikat di masa pemerintahan Obama dalam negosiasi United Nations Framework Convention On Climate Change (UNFCCC) di copenhagen tahun 2009
Main Author: | Muhamad Derry Alfikry |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
|
Subjects: |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mencoba mengungkap berbagai faktor yang melatarbelakangi pemboikotan Amerika Serikat terhadap hasil COP 15 Copenhagen pada tahun 2009. Penulis mencoba menjabarkannya dengan menggunakan kerangka pemikiran collective action problems yang dikembangkan dalam tradisi konseptual rezim lingkungan hidup, yaitu resiko free riding, pembagian hak dan kewajiban yang tidak adil, dan ketidakpastian komitmen anggota lainnya di masa depan. Faktor-faktor tersebut juga dikaitkan dengan konteks domestik Amerika Serikat yang sedang berupaya pulih dari krisis ekonomi sejak tahun 2007. Dari analisis kualitatif, disimpulkan bahwa terdapat dua akar masalah yang menyebabkab pembajakan Pemerintah Obama terhadap hasil COP 15: keterbatasan anggaran �domestik. untuk -komitmen .lingkUngan global; dan ketidaksetujuan terhadap skema pembagian tanggung jawab dalam UNFCCC. Pemerintahan Obama mewarisi dampak krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2007. Ini mengakibatkan pemerintahannya harus berkosentrasi pada penguatan ekonomi domestik, dan tidak dapat terlalu ambisius dalam agenda berskala global. Tidak hanya dari masyarakat, perusahaan-perusahaan domestik, yang merupakan penyumbang emisi terbesar, maupun partai oposisi mendesak agar Pemerintahan Obama berfokus pada perekonomian nasional. Terlebih lagi, Amerika Serikat tidak setuju dengan perbedaan pembebanan tanggung jawab dalam UNFCCC, terutama terkait Cina dan India. Amerika Seri~at menuntut kedua negara tersebut dikategorikan sebagai Annex 1 seperti Amerika Serikat. Dengan dua alasan utama ini, Pemerintahan Obama memboikot hasil COP 15 Copenhagen dan memilih berfokus pada penyelamatan lingkungan di level domestik.