Uji toksisitas akut ekstrak etanol biji bintaro (cerbera odollam gaertn) terhadap mencit putih jantanu
Main Author: | PUSPITA, Rahmiaty |
---|---|
Format: | Bachelors |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
|
Daftar Isi:
- Bintaro (Cerbera odollam Gaertn) merupakan salah satu tanaman beracun yang digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh jalan. Biji Bintaro berisi racun glikosida jantung seperti cerberin, cerberoside, dan odollin. Tanaman ini digunakan sebagai obat untuk kudis dan reumatik di beberapa negara termasuk Indonesia. Namun, efektivitas dan keamanan tanaman ini tidak sepenuhnya didukung oleh penelitian yang memadai. Oleh karena itu, penelitian uji toksisitas akut ini dilakukan untuk mengetahui keamanan tanaman ini dengan menentukan nilai dosis letal 50 (LD 50) dari ekstrak etanol biji Cerbera odollam Gaertn. Penelitian ini menggunakan metode Weil dimana 25 ekor mencit jantan galur DDY yang digunakan dibagi kedalam 5 kelompok perlakuan. Kelompok-kelompok perlakuan tersebut diberikan ekstrak secara oral dengan 4 tingkatan dosis yaitu 122 mg/kg bb, 244 mg/kg bb, 488 mg/kg bb dan 976 mg/kg bb. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai LD50, gejala toksik yang teramati sampai mencit tersebut mati, perubahan bobot organ, dan pengamatan histopatologi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai LD50 ekstrak etanol biji bintaro pada mencit yang diberikan secara oral, yaitu 434,61 mg/kgBB. Berdasarkan klasifikasi toksisitas menurut Lu (1995), ekstrak etanol biji bintaro dapat dikategorikan toksik. Hasil analisa statistik menggunakan anova satu-arah dari bobot organ menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji bintaro mempengaruhi berat organ usus dan ginjal secara signifikan. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya perubahan patologis pada organ ginjalm hati, usus, dan lambung berupa kerusakan sek dan terjadi perlemakan sel.